Menyoal Subsidi Kuota Internet, Begini Kata Pengamat Pendidikan

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggarkan dana senilai Rp 7,2  triliun untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19, lewat subsidi kuota internet.

Namun pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai subsidi kuota internet disebut bukanlah satu solusi atas permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

"Problemnya banyak anak yang tak punya gadget, dikasih kuota percuma. Ada juga punya gadget, dikasih kuota, tapi sinyalnya tidak ada. Inventaris dulu masalahnya," ujar Indra yang dihubungi di Jakarta, Selasa (1/9).

Indra juga mengatakan belum lagi terkait penggunaan gadget tersebut, dan ini akan menjadi hambatan dalam proses belajar PJJ. Karena itu, Kemendikbud seharusnya  mensosialisasikan penggunaan gadget Ini untuk menunjang proses belajar mengajar.

Baca Juga : Kemendikbud Subsidi Kuota Internet Rp9 T, HNW: Kemenag Harus Tiru.

Selain itu, Indra mengingatkan dalam menjalankan program tersebut harus ada kepastian dari pemerintah bagaimana agar data tersebut tidak bocor.

"Sebab dalam program tersebut nanti para peserta didik termasuk juga para pendidik akan memberikan nomor ponsel mereka untuk mendapatkan kuota internet," kata Indra yang dihubungi di Jakarta, Selasa (1/9).

Indra menjelaskan dalam program pembagian kuota internet ini data yang menyangkut peserta didik dan pengajar menjadi incaran, sebab ini bisa menjadi daftar konsumen. Di masa datang, bukan tak mungkin semakin banyak data yang diincar.

Bantuan kuota internet gratis ini akan diberikan selama empat bulan mulai September hingga Desember 2020. Adapun besaran kuota yang diberikan per kalangan berbeda-beda.

Untuk siswa akan mendapat kuota internet gratis sebesar 35 GB, sedangkan guru menerima 42 GB. Sementara mahasiswa dan dosen juga mendapatkan kuota internet sebesar 50 GB per bulannya. (johara/tha)