Sikap Kesatria TNI Patut Diapresiasi 

Senin 31 Agu 2020, 06:00 WIB
Polsek Ciracas yang diserang sekelompok massa pada Sabtu (28/8/2020). (ifand)

Polsek Ciracas yang diserang sekelompok massa pada Sabtu (28/8/2020). (ifand)

PENYERANGAN Markas Polsek Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) telah mencederai hukum, mempertontonkan arogansi dan mempermalukan institusi. Aksi bar-bar ‘amuk massa’ ini bukan hanya mengakibatkan markas kepolisian porak poranda, tapi juga sejumlah warga sipil ikut menjadi korban.

Menengok ke belakang, dua tahun silam amuk massa juga terjadi di Polsek Ciracas, tempat yang sama. Markas polisi porak poranda, lautan api melumat kantor polsek dan belasan kendaraan dinas.  Situasi mencekam bak perang berimbas hingga ke jalan-jalan menuju Ciracas, Jakarta Timur.

Dua tahun kemudian, tepatnya Sabtu (29/8/2020) dinihari insiden kembali berulang. Ini menunjukkan, ‘perdamaian’ yang pernah dilakukan masih sebatas seremonial dan ‘basa-basi’ belaka. Ini juga menunjukkan betapa rapuhnya hubungan antara anggota TNI dan Polri di akar rumput. Karena faktanya, peristiwa ini terus berulang.   

Gesekan antara aparat kepolisian dan militer, bukanlah peristiwa mengejutkan. Selama bertahun-tahun, gesekan terus terjadi. Namun konflik selalu bisa diselesaikan di level atas, dan harmonisasi antara kedua institusi ini terlihat di level pimpinan. Namun riak-riak dan gejolak di tingkat bawah terus terjadi. Hanya saja selalu bisa ditutupi oleh pimpinan demi menyelamatkan wajah institusi.

Tetapi hal tak biasa dilakukan institusi TNI pada peristiwa penyerangan Polsek Ciracas kemarin. Secara mengejutkan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengakui anggotanya memang terlibat. Begitu pula Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa secara ksatria meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas insiden ini. 

Belum pernah institusi TNI secara terbuka mengakui kesalahan anggotanya dan meminta maaf secara terbuka. Sikap ksatria ini menunjukkan kemajuan luar biasa dan patut diapresiasi. Karena ke depannya, sikap tegas pimpinan akan menimbulkan efek jera pada prajurit di lapangan, agar tidak bertindak gegabah. Kedepan, publik berharap harmonisasi antara TNI dan Polri bukan hanya di level pimpinan, melainkan harus dikuatkan di akar rumput.**

News Update