STOCKHOLM - Aktivis sayap kanan membakar Alquran di kota Malmo, Swedia Selatan, memicu lebih dari 300 orang berkumpul untuk memprotes dan berakibat pada aksi kerusuhan pecah, pada Sabtu (29/8).
Massa aksi membakar dan melemparkan benda-benda ke polisi pada Jumat malam waktu setempat. Hal tersebut menyebabkan beberapa petugas polisi terluka ringan dan beberapa orang yang terlibat kerusuhan langsung diamankan.
Kerusuhan pecah di Swedia setelah Aktivis sayap kanan melakukan aksi yang tidak terpuji yakni membakar Alquran, pada Jumat sore. Kejadian pun tak berhenti di situ, para Aktivis sayap kanan juga merekam aksi pembakaran Alquran tersebut, kemudian memposting melalui media online. Kejadian tersebut berlangsung di lingkungan yang didominasi para imigran. Sontak kerusuhan pun pecah
Baca Juga : Kerusuhan di Belarusia, Presiden Lukashenko Ancam Pecat Pekerja yang Ikut Demo.
Belakangan, tiga orang telah ditangkap karena dicurigai melakukan ujaran kebencian terhadap satu kelompok etnis dimana setelah itu mereka menendang kitab suci umat Islam.
"Kami mengecam keras atas pembakaran Alquran oleh ekstrimis sayap kanan sebagai tindakan tercela dan sama sekali tidak dapat diterima," kata Juru Bicara Head of the United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC), Nihal Saad.
Saad juga mengatakan bahwa Miguel Moratinos, selaku Head of the UNAOC, meminta para pemimpin agama dari seluruh agama untuk mengecam segala bentuk kekerasan mengatasnamakan keyakinan dan agama masing-masing.
Moratinos juga menambahkan bahwa tindakan tercela yang dilakukan oknum tersebut harus diantisipasi dan dihentikan. Jangan sampai ada lagi kekerasan hingga berujung pada pecahnya massa dan kerusuhan. Karena telah melanggar nilai-nilai PBB dan aliansi yang berusaha memperkuat solidaritas antar budaya dan agama. (Talitha/tha)