ADVERTISEMENT

BNPT akan Telusuri Jaringan Pelaku Bom Bunuh Diri di Jolo, Filipina Selatan

Sabtu, 29 Agustus 2020 10:45 WIB

Share
BNPT akan Telusuri Jaringan Pelaku Bom Bunuh Diri di Jolo, Filipina Selatan

JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan akan menelusuri lebih jauh jaringan pelaku pemboman bunuh diri di Filipina selatan, di tengah langkah pemerintah setempat yang tengah menyelidiki apakah salah seorang pelakunya adalah perempuan Indonesia.

Kepala staf angkatan darat Filipina, Jenderal Cirilito Sobejana, seperti dirilis BBC menyebut dua pengebom bunuh diri pada hari Senin (24/08) adalah dua janda milisi kelompok Abu Sayyaf.

Serangan bom bunuh diri ini menewaskan setidaknya 15 orang, 75 lainnya terluka.

Sobejana menyebut nama dua janda itu sebagai Nanah dan Inda Nay. Dalam pesan tertulis kepada wartawan, Sobejana mengatakan Nanah adalah istri Norman Lasuca, dan Inda Nay adalah istri Talha Jumsah, keduanya anggota kelompok Abu Sayyaf.

Pemerintah setempat masih menyelidiki apakah Nanah adalah warga negara Indonesia.

Kerja Sama Intelijen Enam Negara ASEAN

Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan belum dapat memperkirakan jumlah warga Indonesia yang terlibat dalam kelompok radikal, Abu Sayyaf di Filipina.

Namun ia menekankan kerja sama intelijen enam negara ASEAN di bidang intelijen dengan Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan Singapura masih berjalan.

Kerja sama bidang intelejen intelijen untuk melawan terorisme berbasis radikalisme-ekstremisme agama di kawasan ASEAN ini diteken pasca peningkatan aktivitas teroris 2018 di Marawi, Filipina, yang sempat dikuasai oleh kelompok militan.

"Jadi saling sharing informasi berkaitan dengan jaringan teror, berbasis kekerasan, yang ada di wilayah masing-masing. Karena kita ingin memberikan semacam, mencari hubungan antara jaringan yang ada di negara kita, dengan mereka, di tetangga-tetangga kita, di kawasan ini, sehingga bisa sama-sama memiliki pemahaman yang baik tentang perkembangan jaringan teror ini," kata Boy Rafli kepada BBC News Indonesia, Rabu (26/8).

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT