Disamping itu, lanjut Dwikorita, juga telah tersusun adanya SOP bersama antara BMKG, Angkasa Pura dan Airnav. SOP ini telah melalui uji publik terbatas dan telah disimulasikan dengan memanfaatkan speaker-speaker Bandara dan Gedung Airnav sebagai sirine tsunami.
"Sistem deteksi gempabumi dan tsunami di Bandara Internasional Yogyakarta dirancang agar dapat memberi peringatan cepat. Apabila sewaktu-waktu terjadi gempabumi maka dalam waktu 2 sampai kurang dari 5 menit dapat segera diketahui posisi pusat gempa, besarnya magnitudo gempa dan potensi tsunaminya.” (johara/tri)