JAKARTA - Aksi penangkapan yang dilakukan Tim Raimas Backbone Polres Jakarta Timur, yang tanpa dasar dan layaknya menangkap pelaku kejahatan mendapat kecaman. Belasan mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Pengamat Media menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor polres Jakarta Timur, Jumat (28/8/2020).
Koordinator Aliansi Mahasiswa Pengamat Media, Firman Adinata mengatakan, pihaknya meminta Polres Jakarta Timur untuk mengganti pimpinan Tim Raimas Backbone. Pasalnya, penangkapan yang dilakukan polisi itu tanpa dasar. "Teman kami naik motor berdua tahu-tahu langsung dipepet seperti akan menangkap buronan," katanya, Jumat (28/8).
Peristiwa itu terjadi di kawasan Jatinegara beberapa waktu lalu pekan lalu bukan hanya polisi yang datang. Bahkan, tim YouTube dari Raimas Backbone Official juga hadir dan menjadikan kami sebagai pelaku kejahatan. "Buat salah saja tidak, tapi kami disorot. Bagaimana bila orangtua kami melihat hal ini," ujar Firman.
Mereka menyesalkan, meski sama sekali tak ditemukan bukti kejahatan, video yang menghardik dirinya malah beredar di media sosial. Firman pun menilai, aksi penangkapan yang dilakukan tim Raimas Backbone hanya sekedar untuk mencari untung dan pamor di kanal YouTube. "Kami tidak terima atas video yang diviralkan Ambarita tanpa ada izin. Padahal kan bukan penjahat tapi diperlakukan seperti itu," ungkapnya.
Atas hal itu, Aliansi Mahasiswa Pengamat Media dari HMI Univeritas Islam Jakarta menuntur agar Kapolres Metro Jakarta Timur mencopot kepala Tim Raimas Backbone. Ia juga meminta untuk menghentikan upload video di chanel youtube Raimas Backbone Official karena tidak memiliki izin dari orang yang ada di dalam video.
"Seharusnya tidak seperti itu, jelas sekali orang dalam video tersebut tidak bersalah, tetapi kenapa ditayangkan di chanel youtube milik Tim Raimas Polres Jakarta Timur," pungkasnya. (Ifand)