JAKARTA - Kerugian Pertamina mencapai Rp11 triliun, Komisaris Utama (Komut) Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) agar menjelaskan langsung penyebab kerugian perusahaan yang dipimpinnya.
Demikian disampaikan anggota DPR Fraksi PKS, Mardani Ali Sera di Jakarta, Rabu (26/8/2020). "Ahok sebagai Komut memiliki kewajiban kepada publik untuk menjelaskan penyebab kerugian Pertamina," terang Mardani.
Dia menegaskan bagaimana pun kerugian yang diderita Pertamina yang mencapai Rp11 triliun perlu diselidiki. "Boleh jadi karena peran sosialnya terlalu berat, sehingga Pertamina merugi," papar Mardani ketika dihubungi.
Baca juga: PT Pertamina Rugi 11 Triliun, Ahok jadi Sasaran Netizen
Peran sosial itu, lanjut Mardani, salah satu beban Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga yang menjadi salah satu sebab kerugian Pertamina.
"Direksi dan komisaris mempunyai kewajiban moral menjelaskan ke publik. Jangan ketika untung dan perusahan bagus saja bicara," tutur Mardani.
Baca juga: Rugi Rp11 Triliun, Keberadaan Ahok di Pertamina Tidak Membuat Lebih Baik
Sementara itu, Ahok yang dihubungi lewat whatApp tidak menjawab, ketika akan dikonfirmasi terkait kerugian Pertamina.
Seperti diketahui, dalam laporan keuangan yang di-publish di laman resmi, Pertamina pada semester pertama tahun ini harus menelan kerugian hingga 767,92 juta dolar AS atau sekitar Rp11,327 triliun (kurs Rp14.750 per dolar AS). Padahal periode yang sama tahun lalu perusahaan masih membukukan laba sebesar 658,96 juta dolar AS.
Baca juga: Pertamina Merugi Rp11 Triliun, DPR Pertanyakan Kinerja Ahok
Adanya rugi ini karena pendapatan perusahaan anjlok dari 25,55 miliar dolar pada 2019 lalu menjadi 20,48 miliar dolar AS pada semester satu tahun ini. Hal ini tecermin dari penjualan minyak dalam negeri dan produksi minyak turun dari 20,94 miliar dolar AS menjadi 16,56 miliar dolar AS. (johara/ys)