Kawasan Industri Pulogadung Alih Strategi di Tengah Pandemi

Rabu 26 Agu 2020, 19:52 WIB
Perusahaan di Kawasan Industri Pulogadung yang melebarkan sayap. (Ifand)

Perusahaan di Kawasan Industri Pulogadung yang melebarkan sayap. (Ifand)

JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi berjalan lambat atau bahkan terhenti. Akibatnya, beberapa perusahaan yang ada di kawasan Industri Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur, mencoba mengembangkan sayap perusahaannya agar bisa tetap tumbuh.

Inilah yang dilakukan PT Tira Austenite agar usahanya bisa terus tumbuh ditengah merebaknya virus Corona. Perusahaan yang awalnya memproduksi baja dan metal, kini juga menyiapkan Syntellix sebagai produk inovasi bidang kesehatan orthopedi atau bedah tulang. 

"Karena kami merupakan produsen terbesar, makanya kami siapkan Syntellix yang terbuat dari magnesium (Seng, Kalsium, Magnesium) berkualitas tinggi. Kami pun sudah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit ternama," kata Direktur Utama PT Tira Austenite, Selo Winarko, Rabu (26/8). 

Dikatakan Selo, produk yang disiapkan itu nantinya bisa mengubah Syntelllix menjadi tulang. Sehingga, bisa menjadi opsi bagi orang yang biasanya menggunakan titanium dalam operasi.

"Kalau pakai ini, nantinya akan jadi tulang. Memang kita lebih tinggi, namun hanya dengan sekali operasi. Kami pun sudah bekerja sama dengan beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia," ungkapnya.

Terobosan yang dilakukan itu, sambung Selo, sebagai upaya untuk terus menghidupkan perusahaannya di tengah pandemi. Hasilnya pun cukup memuaskan, dengan begitu, laba bersih yang dicapai pihaknya bisa mencapai target.

"Tahun lalu laba kami 1,5 persen, dan tahun ini meski ada pandemi, naik hingga 2,31 persen," terangnya. 

Selo menambahkan, meski sebelumnya perusahaan juga terdampak pandemi, dengan meliburkan karyawan dan menggelar work from home (WFH) dinilainya sebagai langkah yang baik. Pasalnya, dengan liburnya pegawai pastinya kebutuhan kantor akan biaya listrik dan sebagainya bisa di limpahkan ke gaji karyawan.

"Jadi semuanya kami anggap masih seimbang dengan kebijakan yang dilakukan," sambungnya.

Terakhir, Selo juga mengaku, hingga saat ini 472 karyawan masih bekerja normal, dan tak ada yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Meski begitu, pihaknya juga berharap pandemi ini bisa segera berakhir agar sirkulasi perekonomian kembali berjalan normal.

 "Mudah-mudahan musibah ini bisa dengan cepat berakhir dan semua bisa kembali normal," pungkasnya. (Ifand/tha)

Berita Terkait
News Update