19 Bandara PT Angkasa Pura II Memecahkan Rekor sejak Covid-19 Melanda

Rabu 26 Agu 2020, 05:05 WIB
Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (ilustrasi)

Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (ilustrasi)

TANGERANG - Libur panjang saat long weekend pada 20-23 Agustus 2020 lalu menjadi periode tersibuk di 19 bandara PT Angkasa Pura II sejak pandemi melanda.

Pergerakan pesawat di 19 bandara mencapai 1.026 penerbangan dengan total 85.462 penumpang pada Kamis (20/8). Sedangkan keesokkan harinya, yakni pada Jumat (21/8) tercatat sebanyak 883 penerbangan dengan 54.958 penumpang. Sementara pada Sabtu (22/8) sebanyak 867 penerbangan dengan 60.683 penumpang.

Lalu lintas penerbangan tertinggi terjadi pada 23 Agustus yang mencapai 1.045 penerbangan dengan jumlah penumpang mencapai 95.000. Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak 1 April 2020.

Secara kumulatif, terdapat 3.821 penerbangan yang mengangkut sekitar 296.000 penumpang di 19 bandara PT Angkasa Pura II pada libur panjang 20–23 Agustus 2020 kemarin.

“Lalu lintas penerbangan pada long weekend kemarin cukup tinggi. Pada 23 Agustus, jumlah penerbangan dan penumpang pesawat merupakan yang paling tinggi sejak 1 April sejak pandemi berdampak terhadap sektor penerbangan nasional. Di tengah tingginya penerbangan, bandara-bandara PT Angkasa Pura II tetap," jelas Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, Selasa (25/8).

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa aktivitas di 19 bandara PT Angkasa Pura saat libur panjang 4 hari kemarin tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan berjalan sangat lancar.

“Di tengah tingginya penerbangan, protokol kesehatan di tengah pandemi dapat dijalankan dengan ketat, operasional penerbangan berjalan lancar, serta pelayanan dapat dilakukan optimal di bandara PT Angkasa Pura II,” ujarnya.

Sejak 1 bulan terakhir, secara umum lalu lintas penerbangan menunjukkan peningkatan seperti misalnya di bandara tersibuk di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta yang frekuensi penerbangannya memecahkan rekor sebanyak tiga kali.

Pertama, pada 14 Agustus jumlah penerbangan mencapai 524 penerbangan tertinggi selama Covid-19. Kedua, rekor tersebut pecah lagi pada 20 Agustus dengan 530 penerbangan, dan yang terakhir pada 23 Agustus dengan frekuensi penerbangan kembali mencatatkan angka tertinggi yakni 540 penerbangan.

Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai pasar penerbangan domestik cukup besar sehingga dapat membantu sektor penerbangan untuk bisa memulai pemulihan di tengah adaptasi kebiasaan baru.

“Sektor penerbangan yang memiliki pasar penerbangan domestik cukup besar seperti misalnya Indonesia, Amerika Serikat dan China mungkin saja dapat memulai fase pemulihan lebih awal,” jelasnya.

Berita Terkait

News Update