ADVERTISEMENT

Dinkes: Kepuasan Warga Jakarta Terhadap Puskesmas Masih Rendah

Selasa, 25 Agustus 2020 13:45 WIB

Share
Dinkes: Kepuasan Warga Jakarta Terhadap Puskesmas Masih Rendah

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan, ada banyak alasan yang membuat warga Ibu Kota enggan berobat ke fasilitas kesehatan (Faskes) milik pemerintah, yaitu puskesmas dan RSUD. Alasan yang paling menonjol adalah karena ramai dan cenderung mengantre.

Hal tersebut dikatakan Widyastuti, dalam rapat pimpinan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 11 Agustus 2020. Video rapat tersebut baru diunggah di saluran Youtube Pemprov DKI pada Rabu (19/8/2020).

Menurut Widyastuti, hal itu terungkap saat petugas melakukan survei persepsi kepada 400 responden. Kata dia, ada 34 persen responden yang menjawab enggan berobat ke fasilitas pemerintah karena ramai dan mengantre.

Sedangkan 18 persen lebih memilih berobat ke swasta karena peralatan di fasilitas kesehatan pemerintah kurang lengkap dan canggih. “Kami baru berhasil menganalisa sekitar 400-an (responden) saat ini masih terus berjalan, kuesionernya masih kami sebar kepada masyarakat,” kata Widyastuti, dikutip, Selasa (25/8/2020).

Widyastuti mengatakan, karakteristik para responden sebagian besar sudah pernah menikmati faskes di DKI Jakarta. Untuk tingkat pendidikan responden, sebagian besar sarjana satu (S-1) atau setara 42,08 persen.

“Tapi untuk tingkat kepuasannya (customer satisfactory index) cukup puas sebesar 64,12. Sementara hal yang paling membuat tidak puas adalah ramai dan antre,” ujar Widyastuti.

Menurutnya, kuesioner diberikan kepada respoden melalui aplikasi yang dimiliki Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Tercatat ada 25 pertanyaan yang diberikan, dengan rincian 24 pertanyaan tertutup dan satu pertanyaan terbuka.

“Kami melakukan survei dengan pertanyaan-pertanyaan yang diadopsi dari Kemenpan dan RB serta dimensi mutu dari tim kami. Totalnya ada 25 pertanyaan dan baru 400 responden yang kami kelola, sampai saat ini masih terus berlangsung,” jelasnya.

Widyastuti menambahkan, ada beberapa hal yang perlu dikoreksi pemerintah setelah pihaknya menganalisis dari hasil survei 400 responden tersebut. Misalnya ruang tunggu bersih dan nyaman, pelayanan dimulai tepat waktu, tenaga kesehatan siap sedia saat memberikan pelayanan dan sebagainya.

“Dari hasil analisa ini yang perlu kita koreksi adalah responden harapannya tinggi, tapi tingkat kepuasan masih rendah,” ungkapnya. (yono/ys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT