MASIH di bulan Agustus. Bulan yang penuh kenangan, penuh sejarah bagi bangsa Indonesia. Kalau melihat ke belakang pada 75 tahun yang silam, maka bulan tersebut adalah banyak cerita perjuangan yang nggak habis-habisnya diceritakan.
Nggak percaya? Nih, bapak Anu yang mengaku ikut berjuang pada masa kemerdekaan, maka akan bercerita kepada siapa saja, pada keturunannya atau tamu yang mengunjungi.” Pokoknya waku itu, kita rakyat dan tentara bahu membahu berjuang, tanpa pamrih untuk kemerdekaan!” kata sang pejuang, menggebu-gebu.
Pada awal kemerdekaan, rakyat tidak berleha-leha, karena masih banyak gangguan dari musuh. Maka tak heran kalau ada gejolak dan kobaran api di mana-mana. Kota Surabaya, ada Bung Tomo dengan semangat berkobar; “Allahhu Akbar. Merdeka atau mati! “ teriak para pejuang. Di Bandung ada, Bandung lautan api!”
Apa boleh buat kobaran api harus terjadi, untuk mengusir para penjajah. Puluhan gedung terbakar, nggak masalah kalau dibandingkan dengan penderitaan yang berkepanjangan karena ulah penjajah. Jadi, inilah saatnya rakyat mengamuk, demi kemerdekaan. Bakar semua faslitas yang biasa digunakan oleh para pecundang penjajah.
Eh, sekarang bakar-bakaran masih ada, lho. Bakar sate, ikan, ayam pada akhir awal tahun baru, pokoknya asyik asyik deh.
Tapi, ada juga gedung lembaga hukum yang terbakar? Seandainya ini sengaja dibakar oleh oknum yang tak bertanggung jawab, untuk menghilangkan jejak? Ah, ini yang nggak asyik lah! (massoes)