BEKASI - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya memiliki strategi untuk menekan angka deflasi akibat pandemi Covid-19 di wilayahnya. Deflasi di Kota Bekasi tercatat selama pandemi sebesar 0,01 persen. Walikota ingin menjada daya beli masyarakat.
“Strategi awal untuk antisipasi, kita buka pertama adalah ruang ruang usaha, hiburan dan tempat-tempat lain, termasuk perusahaan,” ucapnya, Senin (24/8/2020).
Hal itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah pukulan terhadap perekonomian. Deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar di masyarakat.
“Dari pada daya beli masyarakat rendah, jadi inflasi-kan tinggi. Justru kita kebalikannya, daya beli kita masih bisa bertahan, sehingga deflasi kita rendah,” jelasnya.
Menurut dia, rendahnya deflasi karena pemerintah segera menetapkan status adaptasi tatanan hidup baru masyarakat produktif aman Covid-19 sejak awal Juni lalu. Pelonggaran ini diklaim lebih awal.“Kita langsung satu bulan untuk ATHB nya atau hidup new normal,” ucapnya.
Meski pelonggaran, kata dia, penanganan kasus tetap berjalan dengan baik. Ia mengatakan, masyarakat bisa isolasi mandiri, asal tidak komorbit. (penyakit berat penyerta).
“Jadi itu yang kita seimbangkan dulu, kita gak boleh takut dengan Covid 19, sebab sekarang sepanjang itu tidak ada komorbit atau tidak ada penyakit bawaan maka masyarakat kan bisa melakukan isolasi mandiri selama delapan hari,” tutupnya. (yahya/win)