Dihantam Covid-19, Omzet Usaha Kerajinan Rotan Terjun Bebas

Minggu 23 Agu 2020, 10:00 WIB
Pemilik toko rotan, ibu Agustin sedang melayani calon pembeli yang datang. (yono)

Pemilik toko rotan, ibu Agustin sedang melayani calon pembeli yang datang. (yono)

JAKARTA - Pedagang kerajinan rotan di Jalan Pramuka, Kelurahan Utan Kayu, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, mengeluhkan turunnya omzet penjualan akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Salah satunya, Ny. Agustin. Wanita 43 tahun ini mengaku selama pandemi Covid-19 melanda Jakarta omsetnya turun lebih dari 70 persen.

"Biasanya yang order kursi dan meja rotan itu pengusaha kafe, restoran gitu. Biasanya sekali order bisa 20 seat. Tapi mereka juga lagi ngeluh sepi, dan sebagian masih banyak tutup jadi ya berpengaruh ke kami juga, semua kena dampak lah," ucap Agustin, saat ditemui di kios dagangannya.

Pedagang rotan yang sudah 10 tahun menggeluti usahanya, menceritakan, sebelum virus corona mewabah, puluhan juta omzet bersih bisa Ia pegang per bulan. Namun, kini, dirinya hanya mengandalkan pembeli perorangan. Tak selalu ada, namun tetap ia syukuri. 

"Masih bersyukurnya bila ada pembeli, ya walaupun beli piring rotan, kuda-kudaan buat anaknya, ya alhamdulillah," kata Agustin yang sebelumnya buka usaha Warteg.

Agustin mengaku, semua kerajinan rotan yang ia perdagangkan, hasil dari pengrajin di Cirebon, Jawa Barat. Dirinya mengungkapkan, sebelum ada pandemi bisa order dari pengrajin seminggu 2 kali belanja. "Semua yang jualan rotan di sini, belanjanya dari Cirebon, order terus dikirim ke Jakarta," tuturnya.

"Sebulan paling kecil belanja bisa 15 juta. Dulu belanja 2 minggu sekali bisa kirim barang, sekarang sebulan sekali aja udah empot-empotan, dan itu kita belanja harus kontan ada uang ada barang, gak bisa taro dulu laku baru bayar. Makanya di sini bisa ketahuan yang punya modal besar dagangannya komplit," cetus perempuan yang tinggal di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Agustin menuturkan, untuk kerajinan rotan yang ia dagangkan, harganya berkisar dari puluhan ribu hingga jutaan. "Kalau yang paling murah ya kayak piring dari rotan, itu belasan ribu per piringnya, kalau yang paling mahal ya satu set kursi, ini paling mahal ada yang Rp6 jutaan," paparnya.

"Semoga saja lah cepat selesai ini virus corona, bukan cuma saya tapi usaha temen-temen lain juga bangkit, sudah lama juga soalnya sepi begini," imbuhnya. (yono/ys)

Berita Terkait

News Update