ADVERTISEMENT

Kenangan Pesawat N250 di Mata Teknisinya, Merakit dari Nol Hingga ke Paris Airshow

Jumat, 21 Agustus 2020 15:50 WIB

Share
Kenangan Pesawat N250 di Mata Teknisinya, Merakit dari Nol Hingga ke Paris Airshow

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Sejak bergabung pada 1994 dengan PT IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), kemudian berubah menjadi PT DI, `Mantan Direktur Operasional PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Arie Wibowo mengaku banyak hal berkesan bersama pesawat pertama RI yang dicanangkan BJ Habibie tersebut. 

"Wah (pesawat N250 Gatotkoco) sangat berkesan banyak dalam hidup saya. Secara garis besar, saya dan teman sejawat yang masuk ke IPTN di era 1986-1996, kami dipintarkan oleh program ini secara profesional, " kenang Arie saat dihubungi Poskota, Jumat (21/8/2020).

Baginya, program ini tidak saja soal membangun program pesawat, namun sekaligus momen perusahaan membangun infrastruktur dan langkah awal untuk menjadi sebuah perusahaan dirgantara sekelas Boeing atau Airbus. 

"Kami berinteraksi langsung dengan tenaga ahli dari penjuru dunia untuk bekerja sama merekayasa program N250 ini," lanjut dia. 

Ia mengaku sangat beruntung bisa menjadi bagian N250.  "Kami adalah generasi pada saat itu yang sangat beruntung mendapatkan 'hands on' experiences membangun sebuah rekayasa design and manufactures pesawat terbang dari nol, " tutur Arie yang sudah bergabung sejak 1986 ini. 

Ia mengaku merasa memiliki kebanggaaan yang luar biasa saat itu, dua pesawat prototypes diterbangkan oleh pilot-pilot anak bangsa dan disaksikan oleh seluruh dunia termasuk Presiden Soeharto dan kabinetnya. 

"Sebagai engineers kami pun bangga dapat melihat dan bersama N250 terbang ke belahan dunia Eropa dengan tujuan Paris Airshow, expo tersohor untuk dunia Aviasi. 

Dengan perasaan penuh bangga kami pertontonkan N250 di ajang yang sangat bergengsi itu," kenang Arie dengan bangga. 

Bagi Arie, N250 adalah sebuah guru dan sejarah indah yang membawanya terbang menjelajah dunia. 

"Karena pembelajaran dan pengalaman yang kami dapatkan dari program tersebut, sebagian dari kami hijrah ke Germany, UK, Spain, France, Canada, Brazil dan USA ketika Indonesia mengalami resesi ekonomi di 1999," tutup Arie yang kembali berkarya di PT DI hingga 2019 ini. (mita/tri)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT