Belum permasalahan sosial, ekonomi, politik dan keamanan. Ditambah lagi munculnya perilaku yang kadang mempertontonkan ketidakadilan, tindak penyelewengan, korupsi, dan manipulasi.
Kalau saja pelakunya orang asing atau penjajah, kita bisa segera bergerak "usir dari negeri kita".
Tetapi perilaku yang demikian dilakukan oleh warga Indonesia, boleh jadi di antaranya teman kita, saudara kita, kenalan kita atau kerabat kita.
Inilah realita dari makna kalimat "Perjuanganmu lebih sulit, karena melawan bangsamu sendiri!"
Memang sulit perjuangan era kini, tetapi haruskah berhenti berjuang? Jawabnya tentu saja tidak. Bahkan karena kian sulit makin menuntut jiwa kejuangan yang tinggi pada setiap orang yang mengaku dirinya anak negeri.
Kita sepakat perjuangan melawan bangsa sendiri bukan sebatas menjadi pekerjaan rumah ( PR ) besar bagi kita semua.Tetapi yang wajib dijalani adalah menjadikan jiwa dan semangat juang tetap abadi terpatri dalam diri setiap anak negeri, bak pahlawan menghadapi para penjajah tempo dulu.
Jika diibaratkan peperangan, kita tidak tahu kapan "musuh akan datang menyerang".
Yang pasti kita wajib bersiap diri, memantapkan hati untuk terus berjuang mendobrak perilaku menyimpang, sikap perbuatan yang dapat menghambat terwujudnya kesejahteraan dan keadilan sosial.
Cukup banyak contoh perilaku menyimpang, sikap perbuatan yang mencederai perjuangan bangsa, di antaranya korupsi, manipulasi, pungli, dan gratifikasi.
Di era kekinian, menyebar berita hoax, memprovokasi, kriminalisasi, menyebar fitnah, perundungan dan masih banyak lagi.
Kita meyakini kesejahteraan dan keadilan sosial bukan hal tidak mungkin terwujud.
Kita pun meyakini "Indonesia maju" bukan kemustahilan untuk mencapainya. Sebab, kita memiliki aset dan sumber daya.