BELARUSIA - Kerusuhan Belarusia mengakibatkan Presiden Lukashenko menuduh oposisi melakukan kudeta. Ia menuduh Tikhanovskaya berupaya merebut kekuasaan kepada dirinya di tengah kemarahan masyarakat yang meluas atas pemilu, Minggu (9/8/2020) lalu.
"Kami pasti menganggap ini sebagai upaya untuk merebut kekuasaan," ujar Lukashenko kepada para pemimpin oposisi saat mereka membentuk dewan untuk mengatur peralihan kekuasaan.
Pihak oposisi tidak terima oleh perolehan hasil suara pada pemilu lalu yang memberikan Lukashenko 80% suara. Selama 10 hari sejak pemilihan, negara tersebut telah melakukan protes dan pemogokan jalanan.
Baca juga: Presiden Belarusia: Saya Akan Meredam Emosi Pengunjuk Rasa
Para pengunjuk rasa menuduh adanya kecurangan besar-besaran dan mengatakan pemenangnya adalah kandidat oposisi yaitu Svetlana Tikhanovskaya, yang secara resmi hanya mendapatkan sekitar 10% suara.
Akibatnya, ratusan pendemo terluka dan 2 orang dinyatakan meninggal dalam bentrokan dengan polisi saat melayangkan protes setelah pemilihan. Ribuan orang juga resmi ditahan, bahkan beberapa menyatakan mereka disiksa oleh pasukan keamanan.
Baca juga: Demonstran Rayakan Ultah Suami Ketua Oposisi Presiden Belarusia di Depan Penjara
Lukashenko, yang memimpin Belarusia sejak 1994, menegaskan ia menang dengan adil dan mengesampingkan pemilihan umum lagi. (talitha/ys)