ADVERTISEMENT

KPN Kecam Pengusiran Staf Bawaslu di Acara Deklarasi Muhamamad-Saras: Wasit Kok Diusir Pemain?!

Rabu, 19 Agustus 2020 19:55 WIB

Share
KPN Kecam Pengusiran Staf Bawaslu di Acara Deklarasi Muhamamad-Saras: Wasit Kok Diusir Pemain?!

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANGSEL - Insiden pengusiran anggota Bawaslu Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Fadel Galih, dalam deklarasi koalisi partai pengusung pasangan Muhamad-Rahayu Sarawati Djojohadikusumo di Resto Kampoeng Anggrek, Rawa Buntu, Serpong, Selasa (18/8/2020), menuai kecaman. 

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menyesalkan peristiwa tersebut, karena Bawaslu adalah lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah sebagai wasit dalam gelaran pesta demokrasi. "Masa iya wasit yang diusir oleh pemain, kalau sampai peristiwa tersebut terjadi, karena saya baru membaca dari media online terkait peristiwa ini, maka ini adalah bentuk intimidasi terhadap lembaga Bawaslu, sangat menyesalkan," ujar Adib kepada Poskota.co.id, Rabu (19/8/2020).

Menurut Adib, dugaan adanya intimidasi dan pengusiran kepada petugas Bawaslu, merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang, karena Bawaslu merupakan petugas atau bagian dari penyelenggara Pemilu.

"Sesuai undang-undang Pilkada UU Nomor 10 Tahun 2016 Pasal 198A tentang Pilkada bahwa menghalangi petugas pemilu bisa dipidana. Maka Bawaslu Tangsel harus tegas bergerak melakukan penyelidikan. Agar mereka (petugas) yang dilindungi oleh regulasi UU bisa bekerja maksimal. Biar pula menjadi pesan penting, bahwa berdemokrasi harus mengedepankan cara elegan dan fairness. Proses jalan demokrasi itu harus bermartabat," jelasnya.

Baca jugaAnggota Bawaslu Diusir Panitia Deklarasi Muhamad - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Sementara, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Tangsel, sekaligus penanggung jawab acara, Yudi Budi Wibowo mengatakan dirinya tidak melihat insiden pengusiran itu. Dan mengatakan bahwa oknum yang melakukan pengusiran tersebut bukan berasal dari panitia penyelenggara atau kader Partai Gerindra.

"Saya sebagai ketua pelaksana dari tadi tidak melihat dan tidak mendengar dan tidak mendapat laporan tentang  insiden dan segala macamnya. Kalau panitia atau Gerindra pasti pakai kemeja putih, celana krem. Dipastikan yang melakukan itu bukanlah panitia ataupun Gerindra," pungkas Yudi. (toga/ys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT