Menkop UKM Gandeng Sejumlah Inovator untuk Angkat Derajat UMKM Lewat Digital

Selasa 18 Agu 2020, 10:40 WIB
MenkopUKM bersama Para Startup Milenial Membahas Pahlawan Digital UMKM.ist

MenkopUKM bersama Para Startup Milenial Membahas Pahlawan Digital UMKM.ist

JAKARTA –  Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggandeng Penggagas Pahlawan Digital UMKM Putri Tanjung, dalam peluncurkan program ‘Pahlawan Digital UMKM’.

Peluncuran program bertajuk “Inovasi untuk UMKM Go Digital” ini diselenggarakan dalam  rangka memberikan apresiasi kepada para inovator digital UMKM dan menjaring inovator baru lainnya.

Dalam kegiatan tersebut Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki bertindak sebagai pembicara, juga  Putri, CEO Titipku Henri Suhardja, CEO Wahyoo Peter Shearer, dan Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi. 

Menteri Teten menekankan pentingnya peran teknologi dalam mengakselerasi UMKM agar dapat berjualan secara daring.

Akselerasi ini diperlukan melalui inovator-inovator muda agar 64 juta UMKM di seluruh Indonesia dapat meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. “Kementerian Koperasi dan UKM memberikan insentif kepada para inovator muda agar mereka dapat membantu pelaku UMKM secara lebih luas,” ujarnya.

Di antara sejumlah inovator muda yang telah berkiprah dalam pemberdayaan UMKM antara lain Wahyoo dan Titipku.

Wahyoo adalah platform digitalisasi UMKM yang meningkatkan daya jual warteg. Titipku fokus pada pemberdayaan pedagang pasar agar go digital. 

Teten tak menampik persaingan UMKM saat ini cukup sengit. Karenanya, ia menyarankan, kualitas produk maupun cara merespons pesanan itu menjadi penting. Inilah yang perlu terus dikembangkan dan dipertahankan oleh pelaku UMKM.

Menurut Teten, masih banyak UMKM yang tidak memiliki tempat usaha yang bagus. Bahkan sebagian besar melakukan kegiatan usaha di rumah masing-masing. Dengan masuk ke market place, maka permasalahan mereka bisa diselesaikan. “Pada masa Covid-19 ini kita jadi belajar betapa pentingnya jualan secara online,” tegas Teten dalam siaran Pers KemekopUKM Senin (18/8/2020).

“Kenapa di 15 provinsi? Karena tak satu pun program yang one size fits all, tak ada satu program yang berlaku untuk semua. Kita sesuaikan dengan kultur kota-kota itu sendiri,” bebernya.

Sementara Staff Ahli Milenial Prisden RI Putri Tanjung juga menekankan pentingnya adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Tak cuma UMKM, dalam kondisi pandemi, semua orang hendaknya berlaku adaptif. Mereka kudu kreatif dalam menggali cara-cara menyelesaikan masalah.

Berita Terkait

News Update