“SAYA sekarang banting stir!” ujar seorang lelaki ketika ngobrol dengan sang sahabat sesama pedagang kaki lima, di Jakarta. Menurut dia sejak awal pandemi, sudah kelimpungan. Ekonomi berantakan. Bayangkan saja, orang yang biasa mencari rezeki dengan berdagang, tiba-tiba mandek karena peraturan yang memaksa. Apa boleh buat. Selama beberapa hari bahkan minggu, sebagian warga jadi kekuarangan, bahkan bisa jadi miskin. Ada yang sampai kelapaaran?
Itulah yang membuat sebagian orang yang biasa bekerja, dan berdagang harus berpikir keras. Maka, bagi yang kreatif, pengusaha atau pedagang misalnya, langsung saja banting stir.
Mereka berusaha sesuai dengan apa yang dibutuhkan orang pada masa pandemi. Kebayang nggak, bahwa itu yang namanya masker itu bisa jadi booming? Ngetop, viral. Masker, masker, masker! Ya, benda yang biasanya nggak begitu dilirik orang kini menjadi idola. Bayangkan saja, ketika mau keluar rumah nggak membawa benda tersebut, betapa paniknya.
Nah, itulah peluang bagi pengusaha dan pedagang yang kreatif. Mereka membuat dan menjajakan masker. Sekarang lihat saja di setiap sudut jalan, trotoar ada masker dijual orang.
Sabun pencuci tangan, kini diproduksi secara massal, karena orang dianjurkan cuci tangan setiap ada kekegiatan.
Dan yang bikin heboh ketika para ahli berlomba-lomba bikin obat atau jamu penangkal virus mematikan tersebut. Tahukan sampai ada orang yang mengaku profesor bikin ‘obat’ Covid? Manjurkah?
Hanya Tuhan Yang Tahu! (massoes)