JAKARTA - Hubungan asmara antara bos roti asal Taiwan dengan sekretaris pribadinya berakhir maut. Sekretarisnya hamil, minta dinikahi tapi ditolak dan disuruh menggugurkan kandungan. Dia sakit hati lantaran si bos malah menikahi pembantu.
Ucapan bosnya itu membuat wanita berinisial SS (30), itu marah dan dendam. Lewat bantuan dukun dia menyantet pacarnya, tapi gagal. Dia lalu menyewa pembunuh bayaran. Motif pembunuhan ini terbongkar setelah polisi menangkap SS.
Bos roti ‘Famansa Cake’ Hsu Ming Su (52), ternyata dihabisi tiga pembunuh bayaran di rumahnya di Cluster Carribean, Kota Deltamas Cikarang Pusat, Bekasi pada 24 Juli 2020.
Mayat pria asal Taiwan lalu dilempar ke Sungai Citarum, Subang, Jabar dan ditemukan warga, Sabtu (26/7/2020). Ketiga pembunuh bayaran mendapat upah Rp150 juta dari SS, sekretaris pribadi korban, sekaligus kekasih Hsu.
“Motif pembunuhan sakit hati dan dendam lantaran Hsu menganjurkan menggugurkan kandungan dengan diberi uang Rp15 juta. Usai digugurkan, Hsu malah menikahi pembantu rumahnya. Inilah yang membuat SS sakit hati dan merasa dicampakkan sehingga dia merencanakan pembunuhan terhadap bos sekaligus pacarnya,” ungkap Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana, Rabu (12/8/2020).
Ketiga pembunuh bayaran itu FI alias FT (30) dan AF (31) ditangkap di Cikarang, Kabupaten Bekasi pada 7 Agustus lalu, sementara SY (38) diringkus di Lampung.
Sementara lima anggota komplotan lainnya masih buron. Sedangkan SS lebih dulu dibekuk anggota Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada 30 Juli. “Sebelumnya, SS menyantet kekasih lewat bantuan dukun inisial FY (53) yang dibayar Rp15 juta , tapi gagal,” kata Kapolda.
SEWA PEMBUNUH
Wanita ini kemudian bertemu FN, perempuan notaris yang jasanya sering dipakai Hsu untuk mengurus asetnya. Kepada FN, SS bercerita soal rasa sakit hatinya itu. FN yang mengetahui hampir seluruh aset milik Hsu di Bekasi, seperti tanah, rumah, dan mobil, diatasnamakan SS, kemudian menawarkan solusi untuk menghabisi korban.
FN mengatakan jika Hsu hilang atau mati, maka seluruh hartanya akan dimiliki SS. Wanita ini lalu sepakat dengan tawaran tersebut dan meminta FN mencari orang yang bisa dibayar melakukan hal itu.
FN kemudian menawarkan jasa membunuh kepada suaminya yang berinisial AF dan setuju. “Bayarannya Rp150 juta, SS setuju dan memberi DP Rp30 juta, Rp25 juta transfer dan Rp5 juta cash,” kata Nana. Pada Juni 2020, mereka beberapa kali bertemu K merencanakan pembunuhan tersebut.