JAKARTA - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) kembali memberlakukan sistem kerja Work From Home (WFH) bagi pejabat dan pegawai di lingkungan rektorat. Kebijakan tersebut dikeluarkan guna mencegah penyebaran pandemi virus corona di kampus.
Rektor Unsoed, Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S mengungkapkan, WFH berlaku dimulai tanggal 12-14 Agustus 2020. "Setiap pegawai wajib melakukan presensi secara online dan wajib mengisi logbook melalui telegram, penjaga tetap masuk kantor sesuai shift dan seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman menerapkan protokol kesehatan,"jelas Prof Suwarto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/8/2020).
Tidak hanya itu, Suwarto juga menambahkan pihaknya akan membersihkan fasilitas umum secara berkala seperti pegangan pintu, tangga, tombol Iift, dan peralatan kantor yang digunakan bersama.
Adapun pejabat dan pegawai di lingkungan Rektorat, LP3M, LPPM, LPTSI dan Biro kembali masuk kerja pada tanggal 18 Agustus 2020.
TIDAK ADA KENDALA
Sementara itu, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Dr. S Bekti Istiyanto mengatakan sejauh ini pemberlakuan kuliah sistem online yang sudah berjalan sejak Maret 2020 akibat pandemi virus corona di lingkungan FISIP tidak menemui kendala.
"Sudah ada survei hasil dan proses pembelajaran di beberapa Prodi di FISIP, mayoritas survei dari mahasiswa menyatakan proses pembelajaran tidak bermasalah atau terkendala. Kami menggunakan beberapa model aplikasi pendukung kuliah daring diantaranya Eldiru, G meet, Zoom, dan WA (Whatsapp untuk koordinasi grup dosen dan mahasiswa," katanya.
Ia menambahkan pembelajaran daring tersebut akan terus berjalan hingga semester gasal 2020-2021.
"Bahkan dosen Jurusan Komunikasi telah melaksanakan tiga pelatihan untuk peningkatan kompetensi pembelajaran dosen berbasis teknologi audio visual, berupa video yang akan dipublish di youtube dan website, selain podcast yang merupakan teknologi kekinian," tambahnya.
Untuk meringankan beban mahasiswa dalam menerapkan sistem kuliah online, Unsoed juga memberikan bantuan kuota dan pengurangan UKT bagi mahasiswa berpenghasilan rendah dan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir.
"Dampak Covid-19 ini memang membutuhkan adaptasi khusus karena itu peningkatan keterampilan dan kompetensi dosen menjadi sangat dibutuhkan. Meski demikian hikmah yang muncul ada juga seperti tingkat akselerasi penggunaan teknologi bagi dosen dan mahasiswa menjadi meningkat. Keterbatasan bukan menjadi halangan tetapi justru menjadi penambah semangat untuk terus belajar," paparnya.