MEMBANGKITKAN ekonomi rakyat menurut Presiden lewat stimulus dan deregulasi. Tapi kata Menko PMK Muhadjir Effendi, paling efektip jika orang miskin bisa mencari besan orang kaya. Lalu bagaimana pula jika besanan antar orang kaya?
Baik sebelum Corona maupun setelah Corona, Presiden mencoba membangkitkan ekonomi rakyat melalu berbagai regulasi yang disederhanakan. Setelah ada Corona, berbagai stimulus diberikan. Seperti dalam kondisi seperti sekarang ini, pemerintah melupakan dulu pertumbuhan ekonomi 7 persen, bisa lolos dari resesi di kwartal III-2020 saja sudah untung.
Tapi menurut Menko PMK Muhadjir Effendi sebagaiamana yang pernah dikatakaannya, untuk meningkatkan ekonomi rakyat bisa juga lewat pendekatan keluarga. Misalnya, kalau orang miskin cari mertua atau besan, hendaknya dari keluarga berada. Cara seperti itu pada akhirnya akan ngefek pada keluarga si miskin, dalam arti ekonomi ikutan bangkit.
Pendapat Pak Menko tak semuanya benar. Ada orang yang gengsi nunut kamukten (numpang kaya) pada orang lain. Tapi ombyokan juga orang kaya tak mau besanan atau ambil mantu orang miskin, bisa menurunkan kehormatan katanya. Paling celaka jika ketemu mantu yang sengaja mau menggerogoti mertua (nunggu warisan).
Dalam kultur Jawa ada tiga kategori untuk masalah harta, yakni: utama, madya, nistha. Utama adalah harta yang diperoleh dari hasil keringatnya sendiri. Madya adalah harta yang berasal dari warisan, baik dari orangtua atau mertua. Dan nistha, adalah mencari harta secara hina dengan mencuri, merampok atau korupsi.
Orang yang bergengsi tinggi ogah mengikuti anjuran Menko PMK. Yang miskin, punya besan orang berada, justru minder karena takut terhinakan dengan kata-kata, “Kamu jadi mantuku modal apa?” Sebaliknya yang kaya, dia takut derajat dan kehormatannya jadi merosot, apa lagi jika si mantu nantinya malah menggerogoti hartanya.
Sultan Yogya (HB IX) pernah punya mantu orang biasa. Sebelum terjadi perkawinan, calon besan disuntik dana dulu, agar bisa nampak “sejajar”. Ada juga orang kaya biasa yang berwawasan seperti Sultan dan paralel dengan pemikiran Menko PMK, tapi jumlahnya tidak banyak. “Punya mantu orang miskin sama saja nyithak kere (ciptakan kemiskinan baru).” Begitu katanya.
Tak semua orang miskin, miskin pula pemikirannya untuk maju. Kini banyak bea siswa dalam negri (Yayasan Supersemar) atau luar negeri, yang berhasil membangkitkan orang miskin dari keterpurukan. Dan di jaman teknologi canggih ini, kini orang bisa menjadi kaya raya hanya dengan menjadi Youtuber.
Tapi jika orang kaya besanan dengan orang kaya, sebagaimana Amien Rais – Zulkifli Hasan, gara-gara dicampuri politik malah tidak akur jadinya. Anak-anak mereka hidup dalam kasih sayang, orangtua mereka justru berebut kekuasaan. – gunarso ts