Resesi Ekonomi Membayang, Jokowi jadi Dermawan

KWARTAL ke II-2020 ini pertumbuhan ekonomi kita minus 5,3 persen, bila di kwartal III-2020 tak juga perbaikan, diprediksi resesi ekonomi RI benar-benar terjadi. Maka untuk mengatasi, Presiden Jokowi mendadak dermawan, beri insentif ini-itu untuk rakyat.

Orang yang demen shoping, terutama kaum ibu, dikritik sebagai pemborosan. Dulu ada anggota DPR yang terkaget-kaget karena istrinya yang juga anggota DPR, belanja –pakai kartu kredit– sampai bernilai Rp1 miliar. Meskipun suami juga orang Senayan, tak sanggup juga bila bini hobi shoping. Akhirnya berakhir tragis, suami meninggal –wafat menurut istilah wartawan muda sekarang– istri masuk penjara.

Tapi gara-gara Covid-19 yang semakin melebar dan menyebar, Presiden Jokowi justru mengajak rakyat gemar belanja. Presiden punya alasan, gara-gara wabah tersebut, perekonomian kita nyungsep sampai minus 5,3 persen pada kwartal II-2020. Jika tak segera diatasi dengan berbagai cara, dan kwartal III-2020 semakin parah, ya sudah wasalamlah, Indonesia masuk resesi sebagaimana Singapura.

Karenanya presiden kini jadi seperti raja yang kata kidalang anggeganjar saben dina (tiap hari berikan hadiah). Setelah memberikan stimulus di berbagai sektor, kini pekerja swasta yang gajinya di bawah Rp5 juta akan diberi tambahan Rp600.000,- selama 4 bulan.

Karenanya, agar roda perekonomian bisa bergerak lagi, cara adalah dengan membeli produk-produk buatan dalam negeri. Membeli produk-produk petani, membeli produk nelayan, membeli produk-produk UMKM. Begitu maunya Kepala Negara.

Kata Menko Maritim dan Ivestasi Luhut Panjaitan, bagi masyarakat yang berlomba belanja produk-produk UMKM, akan memperoleh cashback sampai Rp750.000,- Untuk ini pemerintah sudah siapkan anggaran sampai Rp7.6 trilun.

Masalahnya, meski memperoleh diskon belanja sebegitu banyaknya, untuk berlomba belanja itu kan harus punya uang banyak. Jika angka pengangguran gara-gara terkena PKH menjadi 10 juta lebih, belanjanya pakai apa? Gusi? Karenanya yang bisa menikmati semua ini, tetap saja mereka yang masih selamat dari PHK. (gunarso ts)