KISAH mertua tak suka menantu, atau menantu tak suka mertua, itu sudah klasik. Tapi hanya gara-gara ini Ny. Marwani (60), tega menyuruh Joko (32), menceraikan istrinya, Marni (30), padahal sudah ada dua anak. Ini mertua cap apa, apa nggak kasihan nantinya anak-anak Joko menjadi korban?
Di negara demokrasi, pemerintah dioposisi DPR, itu sudah jamak. Dalam urusan keluarga, juga banyak menantu wanita mengoposisi mertua perempuan. Ini terlihat nyata ketika masih tinggal di Mertua Permai. Jika suami punya wibawa, penyelesaiannya hanya pindah rumah. Tapi jika punya wibawa tapi tak punya uang, si istri akan terus-terusan beroposisi kepada ibu daripada suami.
Kondisi rumah tangga Joko-Marni warga Surabaya nyaris seperti itu. Marni tak lagi menghormati mertua wanita Ny. Marwani. Apa saja pendapat sang mertua langsung dibantah dengan kata-kata. Jika mertua menugaskan mengerjakan sesuatu tak mau mengerjakan, malah ditinggal jalan-jalan ke mal. Bagaimana Ny. Marwani tak jengkel dibuatnya.
Padahal dulu Ny. Marwani kagum akan kerajinan Marni di masa pacaran. Karenanya dia sangat mendukung Joko mengambilnya sebagai istri. “Kae bocahe manutan tur sregep, kuwi apik dienggo bojo (itu anak penurut dan rajin, layak buat istri)” kata Ny. Marwani kala itu.
Ternyata….., setelah jadi istri Joko, Marni berubah 180 drajat. Yang dulu penurut, kini sering melawan jika dinasihati. Disuruh mengerjakan ini itu ditinggal selewengan nggak keruan. Mulailah Ny. Marwani geregetan dan melempar wacana, untuk diceraikan saja. “Kasihan nanti anakmu, jadi terpengaruh kelakuan ibunya,” kata Ny. Marwani.
Padahal jika mertua yang benar, pastilah takkan menyarankan begitu. Apa nggak kasihan pada cucu-cucunya. Joko sebetulnya juga berat memenuhi saran emak. Solusi terbaik hanyalah, pindah dari rumah orang tua. Kalau ada duit bangun rumah sendiri, jika tak ada duit ya ngontrak dulu.
Tapi Joko hanya pegawai kecil, rumah mana bisa beli, ngontrak saja masih mikir. Maka dengan terpaksa dia membawa istrinya ke Pengadilan Agama untuk diceraikan. Ya semoga saja pihak Pengadilan Agama tak serta merta mengabulkan gugatan Joko. Masih banyak jalan menuju Roma, kata pepatah.
Kalau jalan ke Surabaya ya bisa lewat Gresik atau Sidoarjo. (jpnn/gunarso ts)