ADVERTISEMENT

Ketua MPR Bambang Soesatyo Apresiasi Pengungkapan Ratusan Kg Sabu di Kalsel

Jumat, 7 Agustus 2020 13:40 WIB

Share
Ketua MPR Bambang Soesatyo Apresiasi Pengungkapan Ratusan Kg Sabu di Kalsel

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengapresiasi kinerja kepolisian yang berhasil mengamankan 10 karung berisi 200 Kg sabu di Kalimantan Selatan, pada Kamis (6/8/2020), sebagai bagian dari jaringan 208 Kg Sabu yang telah berhasil diungkap pada Maret 2020. Keberhasilan tersebut merupakan kerja sama tim gabungan Satgassus Merah Putih Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya dan Polda Kalimantan Selatan.

"Mengingat luasnya wilayah Indonesia, menutup berbagai pintu masuk narkoba bukanlah pekerjaan mudah. Tugas berat itu harus dipikul kepolisian demi memastikan masa depan anak bangsa tak tercederai narkoba. Data Badan Narkotika Nasional menyebutkan, di tahun 2019 lalu pengguna narkoba di Indonesia mencapai 3,6 juta jiwa dengan pengguna rata-rata berusia 15-65 tahun. Keberhasilan mengamankan 200 kg sabu maupun berbagai narkoba lainnya, adalah keberhasilan menyelamatkan masa depan bangsa," ujar Bamsoet, Jumat (7/8/2020).

Mantan Ketua DPR RI ini mendorong kepolisian untuk terus memperkuat penjagaan di perbatasan. Terlebih di suasana pandemi Covid-19, bisa jadi para penyelundup justru memanfaatkannya untuk memasukan lebih banyak Narkoba ke Indonesia karena mengira kepolisian mengendurkan penjagaan. 

"Kita patut curiga bahwa masuknya narkoba ke Indonesia tak semata menguntungkan para pengedar dari segi ekonomi saja. Melainkan juga patut dicurigai sebagai aksi untuk melemahkan kedaulatan bangsa Indonesia. Dengan semakin meningkatkan kewaspadaan, semakin besar peluang Indonesia terlepas dari jerat Narkoba," tandas Bamsoet.

Baca jugaDi Tengah Pandemi Covid-19, Polda Kalsel Sita 10 Karung Sabu Jaringan Internasional

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menekankan perlunya kepolisian Indonesia membangun kerja sama erat dengan kepolisian di berbagai negara, khususnya Asia Tenggara. Karena tak hanya Indonesia yang dihujani narkoba, negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand juga punya masalah serupa. Selain narkoba, peredaran obat-obatan sintesis seperti metamfetamin dan fentanyl juga perlu diwaspadai. 

"Kuncinya ada di penegakan hukum. Selain memberikan efek jera, penegakan hukum terhadap para bandar dan pengedar juga harus memberikan sinyal kuat kepada dunia, bahwa Indonesia tak main-main dalam memberantas narkoba," pungkas Bamsoet. (rizal/ys)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT