JAKARTA-Apakah Indonesia sudah memasuki masa resesi sekarang ini akibat pandemi Covid-19? Resesi itu hampir pasti terjadi, namun yang harus dilakukan pemerintah adalah bagaimana membuat resesi itu sedangkal mungkin agar tidak sangat dalam.
Resesi tidak perlu dipaksakan untuk dihindari dengan melakukan tindakan-tindakan yang progresif dengan menafikan Covid-19.
“Sebaiknya agenda utama yang diprioritaskan pemerintah adalah jangan pemulihan ekonomi saja yang dilakukan, sementara penangan Covid 19-nya diabaikan atau dilonggarkan. Saat ini struktur yang terlihat adalah lebih mengutamakan pemulihan ekonomi ketimbang kesehata,” kata Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri.
Dia sependapat bahwa pemulihan ekonomi dilakukan, tapi testingnya (rapid test) harus jalan terus agar resesi tidak berkepanjangan. Sebab negara tidak punya energi yang cukup untuk menghadapi 'lari marathon'. Dengan demikian tahun 2021 pertumbuhan ekonomi bisa berjalan lebih lancar.
Faisal mengakui Indonesia memang belum masuk resesi. Sebab secara teknis resesi terjadi berdasar penurunan pertumbuhan ekonomi yang minus selama dua triwulan berturut-turut.
Meskipun sudah diumumkan kita masih belum memasuki resesi saat ini. Jika pada triwulan kedua kali ini pertumbuhan ekonomi kita minus kemudian pada triwulan berikutnya (triwulan ketiga) kita juga minus barulah kita dikatakan resesi.
Prediksi kuat pada triwulan ketiga pertumbuhan ekonomi juga minus. Jadi pada bulan November nanti secara resmi kita baru tahu pengumumannya apakah Indonesia benar-benar mengalami resesi atau tidak.
Agar penanganan pandemi Covid-19 berjalan lancar, pemerintah bisa belajar dari penanganan peristiwa bencana tsunami di Aceh dahulu. Dimana dalam melaksanakan tugasnya ada "komandan perang" didalam satgas yang posisinya bukan dipegang oleh menteri-menteri yang pastinya sudah memiliki tingkat kesibukan sangat tinggi.
Pak Kuntoro sebagai komandan perang bersama Fuad Ahmani yang memegang anggaran semuanya begitu ahli dan bisa bekerja fulltime 24 jam. Mereka juga mampu memprediksikan/mengantisipasi hal-hal yang kemungkinan bisa terjadi, memiliki kemampuan leadership, dan mampu memobilisasi semua kemampuan yang ada.
Untuk mengurus BUMN yang jumlahnya mencapai 115-an perusahaan dengan berbagai masalahnya, Eric Tahir masih harus dibebani dengan hal yang susah (pandemi Covid-19) sekarang jadi ketua pelaksana.
Menurut Faisal, yang tidak disiplin sebenarnya bukan masyarakat tapi justru di jajaran pemerintahannya. Karena kalangan pekerja kantor yang banyak ditemukan positif virus Covid-19 ada di lembaga-lembaga kepemerintahan, sementara diperkantoran swasta hanya sedikit. ASN dipaksa kementerian untuk menghabisi perjalanan dinas ke tempat-tempat wisata. (*/fs)