JAKARTA - Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo memandang, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dibentuk Din Syamsuddin dkk merupakan bagian dari ekspresi demokrasi.
"Tentu kita berharap semoga aksi menyelamatkan Indonesia yang diklaim sebagai gerakan moral itu memiliki semangat yang sama, yaitu dilandasi oleh semangat persatuan dan gotong-royong untuk menyelamatkan Indonesia dari pandemi Covid-19 dan pelbagai permasalahan yang tengah dihadapi saat ini," kata Karyono, Rabu (5/8/2020).
Karyono menyebut, semua tokoh yang tergabung di dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berserikat dan berkumpul sebagaimana telah dijamin oleh konstitusi.
"Jika semangatnya untuk memperkuat pondasi demokrasi, maka kehadiran KAMI sebagai gerakan oposisi dibutuhkan di tengah lemahnya oposisi di parlemen. Oleh karena itu pemerintah tidak perlu reaktif dan alergi terhadap pelbagai ragam kritik. Pun sebaliknya, Din Syamsudin dan sejumlah tokoh yang bergabung atau mendukung gerakan KAMI jangan marah atau alergi jika publik mengkritik langkah mereka," ucapnya.
Baca juga: Guru Besar UIN: Sulit Turunkan Jokowi dari Kursi Kepresidenan
Karyono mengatakan, itulah konsekuensi dari negara demokrasi di mana kita harus saling menerima perbedaan pendapat. "Oleh karena itu pula kita bisa sependapat dan sebaliknya bisa berbeda dengan Din Syamsudin, dkk dalam memandang persoalan bangsa saat ini," ujarnya.
Namun demikian, ia menambahkan, meskipun ada perbedaan pandangan dirinya yakin 100 persen ada kesamaan rasa dengan tokoh-tokoh yang tergabung di KAMI, yaitu perasaan yang sama dalam mencintai tanah air Indonesia.
"Pun soal narasi menyelamatkan Indonesia yang menjadi alasan pendirian KAMI, tentu kita semua setuju karena setiap anak bangsa berkewajiban untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari keterpurukan. Mungkin yang membedakan hanya persoalan cara pandang," katanya.
"Din, dkk memandang Indonesia dengan pesimistis sehingga mengibaratkan Indonesia sebuah kapal yang sebentar lagi akan tenggelam. Pernyataan Din beda-beda tipis dengan pernyataan Prabowo Subianto yang menghebohkan negeri bahwa Indonesia akan bubar pada 2030," imbuhnya. (rizal/ys)