TANGSEL - Pendapatan ojek online (Ojol) kian hari kian memprihatinkan, terutama pada masa pandemi virus corona atau Covid-19 hingga keluarnya aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan Ojol mengangkut penumpang.
Andi (50), driver Ojol menceritakan soal kesulitannya mendapatkan order pada masa Covid-19. Terutama di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) yang masih menerapkan PSBB dan larangan Ojol mengangkut penumpang. Banyaknya pengemudi Ojol yang beroperasi juga mempengaruhi penghasilannya.
"Narik ojol dari tahun 2015. Awal pertama menjadi ojol enak pendapatan lumayan, tapi semakin kemari semakin seret karena banyak saingan," kata Andi saat ditemui Poskota.co.id di kawasan Villa Dago, Ciputat, Tangsel, Selasa (4/8/2020).
Andi menambahkan, saat pemberlakuan PSBB yang melarang Ojol mengangkut penumpang, pihak aplikator menyediakan program 'Berkat', namun tak berarti banyak bagi para driver.
"Pas PSBB, pihak Gojek (aplikator) memberi program 'Berkat' dengan syarat mendapatkan empat orderan. Akhirnya para driver ngejar itu, padahal cuma 4 orderan aja, tapi para driver ngeluh karena paling dapat dua orderan, bahkan seharian enggak dapat sama sekali," tambahnya.
Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, lanjut Andi, dirinya harus mengelola keuangan ektra ketat.
"Memanajemen keuangan yang bagus lah, yang ektra ketat, kasarnya buat makan sehari-hari saya ngakalinnya ya sehemat-hemat mungkin," ungkapnya. (toga/ys)