DIPIKIR-pikir di jaman susah seperti sekarang yang paling bahagia itu kayaknya orang gila. Coba bayangin. Mereka bebas mau jalan kemana saja. Mereka tidak mikirin bagaimana mencari makan dan mencukupi kebutuhan anak isteri dan keluarganya.
Mereka tidak butuh rumah dan kamar tidur, tidak perlu kamar mandi dan WC. Seluruh dunia ini adalah WC bagi mereka alias bisa buang hajat dimana saja mereka suka.
Orang gila juga tidak takut dengan corona. Ketika orang-orang normal pada sibuk mencari obat dan vitamin pencegah corona, orang gila sih tenang saja. Misalnya kita tahu melalui medsos berseliweran bahan-bahan yang bisa dianggap mampu mencegah dan mengobati corona.
Dulu ada yang bilang bahwa salah satu obat sakit malaria manjur melawan corona. Malah dikabarkan Presiden Donald Trump juga menggunakan obat ini. Tapi kemudian berita ini tenggelam tanpa kelanjutan .
Lalu ada obat anti inflamasi yang juga dianggap manjur melawan corona. Tapi info ini juga dibantah oleh para dokter. Bersamaan dengan itu beredar pula kabar yang konon berasal dari dokter-dokter di Italia. Katanya corona itu bukan virus tapi bakteri sehingga obatnya adalah antibiotik dan obat peluruh dahak. Mengapa disebut dari Italia?
Mungkin hal itu untuk memberi bobot terhadap info tersebut agar lebih dipercaya. Soalnya seperti kita tahu di awal pandemi corona, banyak sekali korban meninggal di Italia. Tapi tak lama kemudian berita itu juga dibantah oleh kalangan kedokteran karena corona sejatinya memang virus bukan bakteri.
Di dalam negeri juga beredar banyak info tentang obat penambah immunitas dan obat corona. Di awal corona ada anjuran untuk menggunakan empon-empon, itu racikan beberapa herbal seperti jahe dll yang biasa diminum oleh orang Jawa terutama di perdesaan untuk menjaga kesehatan. Konon itu untuk menambah immunitas tubuh.
Kemudian muncul tayangan di tv dan YouTube tentang manfaat minyak kayu putih dalam mengobati corona. Berita itu bermula dari keterangan seorang dokter yang bergelar profesor yang sembuh dari corona setelah menggunakan minyak kayu putih (MKP).
Konon profesor tersebut ketika dirawat di rumah sakit ingat akan kebiasaan ibunya waktu dia kecil. Kalau dia sakit ibunya selalu membalur dadanya dengan MKP, juga meminumkan teh hangat yang ditetesi satu tetes MKP, atau meneteskan MKP itu di jari dan meletakkannya di bagian dalam lidahnya. Ternyata profesor tersebut sembuh dari corona.
Tak lama kemudian salah satu kementerian juga mengumumkan bahwa MKP memang manjur untuk menyembuhkan Corona. Namun setelah heboh beberapa hari, lantas sampai sekarang tidak ada kelanjutan berita mengenai klaim dari kementerian tersebut karena kementerian kesehatan tidak merespons klaim tersebut. Dengan kata lain MKP masih perlu tes lebih lanjut untuk menguji kemampuannya melawan corona.
Maka tak heran setelah MKP disebut bisa menyembuhkan corona, bermunculan iklan yang mirip dari beberapa merek obat angin. Meskipun tidak terang-terangan menyebut sebagai obat Corona tapi mereka menyatakan obatnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan Corona. Ya namanya juga dagang.