Sehari-hari, Iki menurut Sati dikenal sebagai tipikal anak yang suka menyisihkan uang jajan untuk kepentingan sendiri.
"Anak bungsu saya Iki orangnya suka nabung dan tidak suka berfoya-foya," ungkapnya.
Restu Orang Tua Masing-masing
Kembali ke penuturan Iki sendiri, remaja berbadan gemuk ini mengungkapkan setelah ada niat untuk berkurban, ia meminta restu dari orang tua yaitu Ibu Sati akhirnya diperbolehkan.
"Setelah disetujui masing-masing orang tua, anak-anak yang lain termasuk donatur warga akhirnya dapat terkumpul uang Rp100 juta dan dibelikan 4 ekor sapi," ungkapnya.
Dari empat ekor sapi yang dikurban, lanjut Iki, dapat terkumpul sekitar 500 kantong plastik dan akan langsung dibagikan ke warga yang membutuhkan di Ardio RT.01/05, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor.
"Semoga daging yang diperoleh nanti bagi yang membutuhkan di tengah pandemik Covid-19 dapat bermanfaat," harapnya.
Sementara itu guru Iki dari TPA Al-Ishlah (Masjid As- Salap), Wahyu Hidayat (61), menambahkan bangga atas perbuatan anak muridnya tersebut, yang diusia remaja sudah terpikirkan untuk berkurban.
"Sebagai anak yang mau beranjak remaja Iki anak muridnya dikenal sebagai murid yang baik dan pintar. Sehingga dapat ditiru bagi anak-anak lain untuk sejak dini ditanamkan niat berkurban sesuai ajaran agama Islam bagi yang mampu," tutupnya. (angga/win)