ADVERTISEMENT

Pasha Ungu Wawali LKMD Pejabat Kok Masih Ngartis

Sabtu, 1 Agustus 2020 06:30 WIB

Share
Pasha Ungu Wawali LKMD Pejabat Kok Masih Ngartis

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

WAKIL Walikota Palu (Sulteng) Pasha Ungu yang aslinya bernama Sigit Purnomo Said, ditegur Mendagri Tito Karnavian karena mengecat rambutnya warna pirang. Itu jauh dari karakter birokrat. Begitulah kalau Kepala Daerah ngartis, jadi Wawali kok LKMD (Landa Kok Ming Ndhase)

Jaman Orde Baru, Kepala Daerah mayoritas diisi oleh lulusan IPDN (Insititut Peemerintahan Dalam Negri). Tapi sejak era reformasi, merek hanya jadi penonton. Sebab jabatan Walikota, Bupati, Gubernur, semua dikuasai oleh politisi. Artis, karena punya popularitas tinggi dijadikan Wakil dalam setiap kontestasi Pilkada, dari Walikota, Bupati, sampai Gubernur.

Hasil politisi karbitan itu kemudian ada Wagub Deddy Miswar, Wagub Rano Karno (naik jadi gubernur karena kecelakaan politik), Gubernur Zumi Zola, Wagub Dede Yusuf. Tapi apa hasilnya? Prestasi mereka biasa-biasa saja. Bahkan ketika pengin naik jadi Gubernur kagak laku dalam Pilkada. Paling tragis, Gubernur Jambi yang namanya seperti sastrawan Prancis Emile Zola itu malah masuk penjara karena terlibat korupsi.

Di Palu artis jadi Wawali (Wakil Walikota) adalah Sigit Purnomo yang dalam dunia artis disebut Pasha Ungu. Sayangnya karena latar belakangnya seniman, meski sedang menjadi birokrat, Kepala Daerah, masih juga ngartis. Rakyat Palu direken penonton TV yang akan mengelu-elukan penampilannya yang “spektakuler” itu.

Dulu dia pernah ditegur Kemendagri karena potongan rambutnya kuncrit mirip Petruk wayang Jawa atai Dawala wayang Sunda. Eh, sekarang diulang kembali. Bukan lagi kuncrit, tapi dicat pirang seperti orang Barat. Bagi orang yang tak senang, mengecat rambut macam demikian di Jatim, Jateng dan DIY akan disebut LKMD (Landa Kok Ming Ndhase) yang artinya jadi Belanda kok hanya kepala doang.

Maka kemarin dia kembali ditegur, langsung oleh Mendagdri Tito Karnavian. Meski tak ada larangan Kepala Daerah mengecat rambut warna apa saja, tapi ketika seniman menjadi birokrat haruslah mengikuti etika birokrat. “Kepala Daerah harus beri contoh, dia harus bisa tampil sebagai negarawan,” kata Mendagri.

Kata Pasha Ungu, dia berambut demikian karena baru bikin video klip. Memangnya Kepala Daerah masih boleh merangkap jadi artis? Dulu Wagub Dedy Mizwar tidak main lagi di sinetron “Kiamat Sudah Dekat”. Wagub Dede Yusuf juga tak lagi jadi Pasukan Bodrex.

Kepala Daerah bukan ruang semacam ILC, di mana Sudjiwo Tedjo bebas tampil pakai topi. Bagi orang Timur, dalam rumah pakai topi tidak sopan, tapi karena memang dia seniman dimaklumi saja. Sebagai seniman Pasha Ungu bisa menyalurkan jiwa seninya lewat kebijakan-kebijakannya, bukan tampil seenaknya seperti pemain lenong. – gunarso ts

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT