JAKARTA - Salah satu warga asing pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat, Wahid Ali, mengatakan, selama pandemi Covid-19, para pencari suaka secara bergantian melakukan penjagaan di pintu keluar masuk lokasi pengungsian.
Hal itu dilakukan, guna mengontrol siapa saja yang keluar masuk kawasan tersebut. Bahkan, mereka juga mendirikan sebuah pos di pintu samping gedung lokasi penampungan.
"Sejak awal Pandemi Covid-19 kami sudah berjaga piket menjaga pintu masuk samping. Setiap hari tiga pria berjaga di pos ini," ujar Ali ditemui di lokasi, Selasa (28/7/2020).
Tak hanya itu saja, portal yang terdapat di depan pintu gerbang menuju dan dari arah Daan Mogot Baru juga ditutup.
Berdasarkan pantauan poskota, pintu gerbang depan gedung sudah dirantai dengan gembok. Sedangkan pintu samping gedung terbuka, dengan sebuah tenda pos didirikan sebagai pos jaga.
Kemudian, pintu gerbang dari dan ke arah Daan Mogot Baru ditutup sementara lantaran ada dua pencari suaka positif Covid-19. Bahkan di depan pintu gerbang berwarna hijau itu terpampang spanduk yang meyebutkan informasi tersebut.
"Pengumuman. Pintu gerbang dari dan ke arah Daan Mogot Baru ditutup sementara. Dikarenakan adanya pengungsi yang berada di penampungan terkena Covid-19," isi spanduk tersebut.
Sebelumnya diketahui, sebanyak dua orang pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat, positif Covid-19.
Terkait informasi tersebut, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudin) Jakarta Barat Kristy Wathini membenarkannya. "Iya, dua orang (positif Covid-19)" ujar Kristy saat dikonfirmasi di Jakarat, Selasa (28/7/2020).
Keduanya diketahui positif Covid-19 usai mengikuti swab test massal yang digelar oleh Puskesmas Kalideres sejak Rabu (22/7/2020) hingga tiga hari selanjutnya.
Adapun dua pencari suaka yang positif Covid-19 diminta untuk menjalani isolasi mandiri di tempat pengungsian tersebut.
Sementara itu, Wahid Ali mengatakan, dua pencari suaka yang positif Covid-19 hanya menjalani isolasi mandiri dengan fasilitas dan kondisi terbatas.
Ia mengungkapkan, kini kedua pencari suaka itu ditempatkan di satu ruangan tersendiri guna menjalani isolasi mandiri. Keduanga pun menjalani isolasi mandiri dengan kondisi serba terbatas.
Salah satu hal yang dikeluhkan ialah air bersih. Sehingga selama keduanya menjalani isolasi mandiri, para pencari suaka lainnya menyediakan dua ember berisi air bersih tiap harinya di ruang isolasi mandiri itu.
Namun, air bersih bukan satu-satunya yang mereka keluhkan. Sebab, persediaan makanan dan obat-obatan juga minim. Ali berharap, UNHCR dapat segera mengulurkan bantuan dan memperhatikan para pencari suaka. (firda/win)