Hati-hati, Lima Wilayah Kota Jakarta Berisiko Tinggi Penularan Corona

Rabu 29 Jul 2020, 17:50 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito. (ist)

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito. (ist)

JAKARTA - Lima wilayah administrasi di DKI Jakarta berada pada zona risiko tinggi atau merah Covid-19. Sedangkan satu kabupaten pada zona risiko sedang.

Demikian disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jalan Pramuka Raya, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (29/7/2020) sore.

Prof Wiku menyampaikan situasi di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas. Ia juga meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi wilayah secara serius.

“Terlihat bahwa pada Minggu lalu, 19 Juli, ada 33 persen atau dua wilayah, yaitu Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, dengan risiko tinggi yaitu merah. Dan pada Minggu, 26 Juli, ada lima kota di Jakarta yang risiko tinggi. Ini harus kita cermati bersama. Bahkan pada Minggu, 21 Juni, ada satu daerah yang zona tidak terdampak yaitu Kepulauan Seribu sekarang sudah menjadi risiko sedang,” kata Prof. Wiku.

Ia mengajak untuk melihat lebih detail kondisi DKI Jakarta. Wiku mengatakan, dalam minggu terakhir kasusnya meningkat cukup drastis dari seminggu sebelumnya. Seminggu sebelumnya adalah 1.880 kasus menjadi 2.679. “Ini adalah peningkatan yang cukup pesat,” tambahnya.

Menurutnya, ini adalah kontribusi kasus positif pada kelompok umur dari 18 sampai 59, sedangkan kalau dilihat dari yang meninggal sisi usia, ternyata di atas 45 tahun jumlah cukup besar yaitu 80 persen.  

“Artinya, penularan bisa terjadi di kelompok usia relatif produktif dan korban meninggal justru pada usia lanjut,” ucapnya.

Selanjutnya, dari sisi kelamin, ia menyampaikan, kasus positifnya relatif hampir sama pada kelompok laki-laki 52,3 persen, sedang kelompok perempuan adalah 47,87 persen. Namun, kalau dilihat dari jumlah yang meninggal jenis kelaminnya adalah laki-laki 61,26 persen, sedangkan pada perempuan 38,74 persen.

Ini menunjukkan bahwa semua pihak harus menjaga kelompok rentan terutama pada usia lanjut, dan juga pada kelompok jenis kelamin laki-laki.

“DKI Jakarta telah melampaui standar WHO dalam melakukan pengujian sehingga jumlah kasus yang tergambarkan juga cukup besar. Untuk itu, pihaknya berharap daerah-daerah lain di Indonesia harus mengikuti tren dari Jakarta yang melakukan tes yang begitu banyak dan bisa menggambarkan kondisinya lebih baik,” pesannya. (johara/ys)

News Update