JAKARTA - Hingga berakhirnya PBSI Home Tournament, tercatat setidaknya ada empat atlet yang sudah menyatakan mundur dari pelatnas Cipayung di masa pandemi.
Alasan itu menjadi salah satu alasan Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) tidak memberlakukan sistem promosi dan degradasi untuk penghuni pelatnas di pertengahan tahun ini.
Diketahui, selama ini sistem degradasi dan promosi menjadi salah satu program unggulan PBSI untuk meningkatkan performa para atlet selama berada di Cipayung.
Namun lantaran ditunda hingga dibatalkannya sejumlah turnamen selama pandemi tahun ini, sistem itu terpaksa tidak digunakan oleh PBSI. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan dan Ptrestasi PP PBSI Susi Susanti kepada para awak media.
"Kalau untuk penilaian secara global karena ada pandemi, kami tidak terlalu melihat kesitu (promosi dan degradasi red). Meskipun kami tetap melakukan pemantauan, khususnya untuk atlet-atlet yang statusnya sparring dan magang. SK (Surat Keputusan) mereka ada 3 bulan dan 6 bulanan. Kalau mereka tidak melakukan indispliner, normal-normal saja maka kami tetap akan memberikan kesempatan," kata Susi.
Selain itu, banyaknya banyak atlet yang mengundurkan diri dari pelatnas Cipayung, juga menjadi alasan pihaknya untuk tidak memberlakukan sistem promosi dan degradasi.
Menurut Susi, para atlet yang terdegradasi saat ini, otomatis adalah mereka yang mengundrukan diri. Hingga saat ini setidaknya ada empat atlet yang sudah mengirimkan surat pengundduran diri dari pelatnas Cipayung.
Keempatnya adalah Tontowi Ahmad (ganda campuran), Vicky Angga Saputra (tunggal putra), Muhammad Fachrikar P. Mansur dan Ade Yusuf (ganda putra).
"Maka otomatis tidak ada perubahan. Mereka yang sudah berada di dalam ya tetap di dalam. Belum ada perombakan apapun hingga akhir tahun. Sementara untuk yang terdegradasi, otomatis adalah para atlet yang mengundurkan diri," ungkapnya.
Selain itu, masih ada beberapa atlet dalam pemantauan, menyusul aksi mereka pulang tanpa izin dari PBSI dan belum kembali ke Cipayung hingga saat ini. Terkait kasus ini, pihaknya masih melakukan pembahasan.
"Kita sedang melihat kronologisnya mereka seperti apa. Jadi belum bisa menentukan apakah mereka akan termasuk yang terdegradasi atau tidak. Siapa saja? ya adalah beberapa. Ini yang sekarang jadi perhatian kami," tuntas Susi. (junius/win)