Jokowi Yakini Prediksi IMF Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Positif 0,5 Persen

Selasa 28 Jul 2020, 15:46 WIB

JAKARTA - Presiden Jokowi menyebutkan pertumbuhan perekonomian Indonesia 0,5 persen, berada di tiga besar, setelah Tiongkok dan India. Itu berdasarkan prediksi dari Dana Moneter Internasional (IMF).

"IMF  memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di 3 besar setelah Tiongkok dan India. Ekonomi Tiongkok diprediksi masih tumbuh 1,5 persen, disusul India yang diprediksi akan tumbuh 1,2 persen, lalu Indonesia di posisi 0,5 persen," kata Jokowi.
 

Itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan di seminar  Program Kegiatan Bersama Kejuangan (PKB Juang) Tahun Anggaran 2020 melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (28/7/2020).

Seminar ini diikuti para perwira siswa TNI dan peserta didik Polri yang berasal dari Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri.

Prediksi kondisi ekonomi Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dibanding beberapa negara lain. Presiden memerinci, Prancis diperkirakan minus 17,2 persen, Inggris diperkirakan akan minus 15,4 persen, Jerman diperkirakan akan minus 11,2 persen, dan Amerika diperkirakan akan minus 9,7 persen. Menurut Kepala Negara, hal tersebut akan berimbas pada situasi geopolitik global.

Presiden menjelaskan tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi global, termasuk perekonomian Indonesia. "Sejumlah lembaga internasional memprediksi situasi pertumbuhan ekonomi global saat ini masih sangat dinamis," kata Jokowi.

Presiden menyebutkan empat bulan lalu, kata Presiden, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan berada di minus 2,5 persen. Sebulan setelahnya, Bank Dunia menyampaikan bahwa ekonomi global akan tumbuh pada posisi minus 5 persen. Tiga minggu yang lalu, giliran OECD yang menyampaikan bahwa ekonomi global akan terkontraksi pada minus 6 hingga 7,6 persen.

"Saya enggak tahu apakah ini akan bergerak lebih buruk lagi karena memang situasinya sangat dinamis sekali. Begitu juga dengan prediksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara juga berubah-ubah," kata Jokowi.

Presiden mengatakan dengan perubahan-perubahan yang semakin buruk tadi, kita juga belum mendapatkan angka-angka yang paling akhir berapa posisi negara kita pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020. (johara/win)

Berita Terkait

News Update