Marak Promo Produk Melalui Medsos, Masyarakat Diminta Berhati-hati

Senin 27 Jul 2020, 22:22 WIB
Ilustrasi (Ist)

Ilustrasi (Ist)

JAKARTA – Kejahatan di dunia maya dalam bentuk promosi produk masih sering terjadi. Oleh karena itu masyarakat diminta lebih berhati-hati dan tidak mudah tergiur ketika ada tawaran untuk membeli barang secara online.

Sejumlah perusahaan mengaku namanya telah dicatut demi melancarkan aksi sang penipu. Seperti  yang dialami salah satu perusahaan peralatan rumah tangga Sanken.

“Ya, ada beberapa calon konsumen yang melaporkan telah menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan perusahaan kami,” kata Teddy Tjan, Direktur Pemasaran PT Istana Argo Kencana (Sanken).

Modus penipuan masih menggunakan cara yang sama, yakni menawarkan produk dengan harga sangat murah. Oknum penipu mencantumkan website yang menggunakan kata Sanken untuk mengelabuhi calon korban. Oknum penipu juga meminta korban untuk mentransfer uang pembelian ke nomor rekening seseorang.

Untungnya, kata Teddy,  beberapa korban belum melakukan transaksi pembayaran, tetapi ada juga yang sudah telanjur membayar.

Menanggapi penipuan menggunakan media daring tersebut, Pengamat Media Sosial, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si, mengatakan, dalam dunia digital yang menjadi masalah adalah kita tidak tahu siapa sosok di balik si penjual. Ini menjadi rentan terjadinya kasus penipuan.

Karenanya, ia meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap kejahatan dunia maya, seperti penipuan (fraud) transaksi online saat berbelanja online. Masyarakat sebaiknya tidak mudah tergiur iming-iming harga murah yang terkadang tidak masuk akal.

Untuk menghindari kasus penipuan melalui transaksi online, Rulli menyarankan agar masyarakat membeli melalui market place yang memang sudah pasti seperti Tokopedia, Shopee, Blibli.com dan sebagainya.

“Pastikan ada tanda atau mark yang menyatakan toko online tersebut, stars, rising stars, atau penjual rekomendasi. Perhatikan pula komentar-komentar pembeli apakah mendapatkan review bagus,” katanya.

Rulli juga meminta masyarakat bisa memastikan uang yang kita transfer memiliki perlindungan untuk dikembalikan. Beberapa marketplace memiliki rekening bersama. Uang yang ditransfer masuk ke dalam rekening market place yang bersangkutan, bukan ke penjual. Jadi ketika penjual tidak bisa mengirimkan barangnya, tidak bisa dikontak, maka uang bisa segera dikembalikan.

Teddy Tjan, mengaku modus penipuan baru yang membawa nama Sanken itu sudah merusak nama baik perusahaannya. Pasalnya perusahaannya  selama ini selalu menjaga nama baik dan tidak ingin  merugikan konsumen setianya.

“Kami tidak pernah menjual produknya di media sosial seperti Instagram atau Facebook. Jika ingin membeli produk kami  sebaiknya dilakukan di toko toko elektronik terdekat, situs situs terpercaya atau di platform-platform ternama,” tutupnya. (*/fs)

News Update