Amien Rais Itu Sang Pionir Tapi Kok Malah Tersingkir?

Senin 27 Jul 2020, 06:46 WIB
Amien Rais

Amien Rais

PAN (Partai Amanat Nasional) identik dengan Amien Rais. Sebab tanpa Amien Rais, tak ada PAN. Lewat PAN, banyak orang terdongkrak karier dan nasibnya. Tapi sebagai sang pionir, di hari tuanya dia benar-benar tersingkir, tanpa posisi apapun.

Bikin parpol itu tujuan kerennya untuk mengatur negara, sehingga rakyatnya menjadi sejahtera. Tapi dalam prakteknya, yang sejahtera hanya politisinya. Dari yang sekedar jadi walikota, bupati, DPRD-DPR, gubernur, menteri sampai presiden. Sedangkan rakyat, tetap saja hanya steger, dimanfaatkan sebagai tangga meraih kekuasaan politik.

Amien Rais telah membutikannya. Lewat PAN besutannya dia telah berhasil mendongkrak karier banyak orang, dari yang jadi wakil rakyat (DPRD-DPR), Kepala Daerah, menteri. Sedangkan dia sendiri kepengin jadi presiden gagal, padahal dia dikenal sebagai “bapak reformasi” pendobrak Orde Baru. Sekedar hadiah hiburan, dia pernah menjadi Ketua MPR (199-2004), sebelum mendirikan PAN.

 Banyak yang suka Amien Rais bahkan fanatik, tapi yang membenci juga ombyokan, terutama setelah era Presiden Jokowi. Mendadak dia jadi penganut Salawi (semua salah Jokowi). Apapun kebijakan pemerintah, di matanya nggak ada yang bener. Banyak rekan seperjuanganya yang mengkritik sikap Amien Rais, tapi tak digubris. Sampai-sampai menteri dari PAN (Asman Abnur), pilih mundur karena risih ulah sang pionir.

Pada besan sendiri, Zulhas sang Ketum PAN sekarang, juga berseberangan. Klimaksnya terjadi pada Konggres PAN ke-5 di Kendari pertengahan Februari lalu. Pada konggres yang diwarnai gontok-gontokan itu Amien Rais punya jago sendiri, tapi keok. Justru sang besan kembali jadi Ketum-nya.

Amien Rais yang menilai konggres itu mirip para teroris, berniat bikin partai sendiri. Anak sulungnya, Hanafi Rais juga keluar dari PAN, yang berarti lepas dari Senayan demi “bekti” dan “sungkem”-nya pada sang ayah. Ahmad Mumtaz pilih bertahan di PAN, karena ada pertimbangan keluarga juga.

Dalam kepengurusan PAN yang baru, sama sekali tak ada nama Amien Rais, sebagai dewan kehormatan kek, sebagai dewan pembina kek. Sampai-sampai dia terus terang mengakui, “Saya sudah dikeluarkan dari PAN, oleh anak buah saya sendiri, karena beda prinsip.”

Tapi Ahmad Mumtaz mencoba menghibur bahwa yang berpindah tangan itu hanya STNK-nya saja, sedangkan BPKB tetap pada bapaknya, Amien Rais. Sayangnya, partai baru bentukannya belum ada kabarnya lagi. Ini mengingatkan pada kata Gus Dur pasca dilengserkan Amien Rais 23 Juli 2001, “Dia akan menjadi gelandangan politik.”

Inilah tragisnya seorang Amien Rais, dia sebagai pionir berdirinya PAN, tapi pada akhirnya malah tersingkir. Merujuk kata putranya, Amien Rais tetap sebagai pemegang BKB-nya. Masalahnya, BPKB itu ada fakturnya nggak, kalau dijaminkan laku nggak? – gunarso ts

Berita Terkait

News Update