ADVERTISEMENT

Diduga Depresi Yodi Prabowo Harakiri, Sang Ayah Tak Percaya

Minggu, 26 Juli 2020 06:58 WIB

Share
Diduga Depresi Yodi Prabowo Harakiri, Sang Ayah Tak Percaya

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Misteri kematian Editor Video Metro TV Yodi Prabowo terungkap, meski masih dalam dugaan kuat pihak kepolisian.

Setelah 14 hari bekerja keras Polda Metro Jaya diduga kuat Yodi Prabowo tewas lantaran bunuh diri (bundir), seperti ala harakiri di Jepang.

Memnurut polisi, ia tewas menusuk sendiri (harakiri) di dada dan di leher  dari pisau yang dibelinya dari toko modern Ace Hardware.

Dari hasil pemeriksaan penyebab kematian Yodi akibat luka tusuk sedalam 12 cm di bagian leher dan tiga tusukan sedalam 1-2 cm di dada.

Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyebutkan kematian korban lantaran diduga akibat depresi karena sejumlah permasalahan pribadinya, mulai dari hubungan asmara dengan dua wanita Suci dan Lusi,  hingga ketergantungannya dengan narkoba atau zat psikotropika amphetamine (shabu).

Dir Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan, dari hasil penyelidikan dan analisa, mulai dari olah tempat kejadian perkara (TKP), hasil Puslabfor, Dokter Forensik, analisa Call Detail Record (CDR), hingga pemeriksaan para saksi, kesimpulan korban diduga kuat bundir.

Hasil screening narkoba di dalam urine korban, kata Tubagus temukan kandungan positif amphetamine. Tim Forensik memastikan ia menggunakan narkoba dua hingga tiga hari sebelum ditemukan hingga dilakukan pemeriksaan. Dari keterangan ahli tersebut bahwa orang yang menggunakan narkoba efeknya bisa meningkatkan keberanian yang luar biasa. 

"Karena itu, narkoba tersebut diduga sebagai sarana agar korban berani melakukan bundir dan memilih lokasi tersembunyi tersebut agar tidak diketahui. Jangan bandingkan orang normal dan tidak normal, enggak nyambung, tidak sepadan. Bagaimana pengaruh amphetamine terhadap keberanian seseorang yang enggak mungkin,” kata Tubagus, Sabtu (25/7/2020).

Kemudian, dari analisa transaksi korban memiliki dua Bank BCA serta Mandiri dan tidak ditemukan transaksi mencurigakan lainnya. Hanya ditemukan transaksi lewat Debit BCA ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Pembayaran itu terkait pemeriksaan laboratorium dan juga konsultasi ke dokter ahli penyakit kelamin dan kulit.

NEGATIF HIV 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT