DPR akan Panggil Mendikbud Terkait Program Organisasi Penggerak

Jumat 24 Jul 2020, 19:51 WIB

JAKARTA -  Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi Demokrat Dede Yusuf Macan menegasan,  Komisi X segera akan  memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim setelah masa reses usai.

Hal ini terkait,  Program Organisasi Penggerak (POP) yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan menjadi bahan perbincangan masyarakat beberapa hari terakhir. Terutama karena Muhammadiyah dan LP Ma'arif NU mundur dari program tersebut.

"Komisi X sudah sepakat nanti akan segera memanggil mas menteri, Poinnya adalah kita nggak jelas kriteria Program Organisasi Penggerak seperti apa, sehingga akhirnya bisa memasukkan perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dengan CSR," kata  Dede,  Kamis (23/7/2020).

Mundurnya organisasi selevel Muhammadiyah dan NU dari POP tentu menjadikan hal ini juga patut dipertanyakan.

Dede juga sempat membaca berita bahwa LP Ma'arif NU dihubungi secara mendadak untuk menyiapkan berkas agar masuk dalam POP.

"Mereka dikatakan dihubungi mendadak sekali hanya dua hari suruh nyiapin berkas-berkas. Tiba-tiba nggak masuk, tiba-tiba ditelpon lagi masuk, jadi kayak main-main. Masa organisasi sekelas NU dibikin kaya sisipan-sisipan aja hanya supaya ada. Ini kan jadi pertanyaan bagi kita," jelasnya.

Politisi  Demokrat ini  juga mengatakan pihaknya akan mengecek organisasi apa saja yang masuk dalam POP. Menurutnya itu penting dilakukan guna mengetahui kriteria masuknya organisasi tersebut.

"Kemudian dari 150 sekian organisasi yang masuk kan mesti kita cek juga, organisasi apa aja itu. Kita berhak tahu karena dana negara ini yang dipakai dan yang dibagi-bagi ini dana negara. Kriterianya apa sih," tandasnya.

Sementara, Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, sepakat akan memanggil Program  Kemdikbud  terkait Program Organisasi Penggerak Kemendikbud. Sebab, saat ini seperti kehilangan semangat pengawalnya. Dia menyayangkan lembaga yang seharusnya menyalurkan CSR malah mendapat dana pemerintah.

"Jadi politik etiknya nggak dapat, karena itu kita rencana untuk mengklarifikasi, menyampaikan, minta penjelasan dari Mas Nadiem. Mungkin langkah awal kita tanya Mas Nadiem, ketika ini belum clear baru kemudian kita ada opsi untuk memanggil juga Sampoerna dan Tanoto Foundation," kata  Syaiful Huda.

Syaiful Huda amat menyesalkan Muhammadiyah dan NU sampai mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemdikbud. Menurut dia, program ini seperti kehilangan legitimasi. (rizal/win)

News Update