JAKARTA - Pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat, kesulitan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Pasalnya, lokasi pengungsian yang mereka tempati tak memungkinkan mereka untuk menjaga jarak atau social distancing. Sebab, satu tenda bisa diisi oleh dua hingga tiga orang.
"Bagaimana kami bisa terapkan physical distancing? Kalau ruangan saja terbatas," ujar salah seorang pencari suaka, Wahid Ali, di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (24/7/2020).
Tak hanya soal ruang yang terbatas, ketersediaan air bersih di lokasi pengungsian juga menjadi kendala. Pasalnya selama pandemi Covid-19, mereka kekurangan air bersih.
Diungkapkan, air bersih hanya tersedia selama 10 jam di lokasi pengungsian tersebut. Air bersih itu juga harus dibagi ke- 240 pencari suaka lainnya. Sehingga mereka kesulitan untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Kami sulit untuk cuci tangan habis berkegiatan atau mandi dan mencuci baju dengan bersih. Karena kami kekurangan air bersih disini," kata Ali.
Alhasil, para pencari suaka ini kerap terpaksa menggunakan wc umum di luar pengungsian apabila air bersih di lokasi pengungsian habis.
Selain itu, mereka juga kekurangan handsanitizer dan masker. Hal ini lantaran selama pandemi Covid-19 berlangsung, mereka baru dua kali menerima sumbangan masker dan handsanitizer.
Sehingga mereka terpaksa menggunakan masker yang sama beberapa hari. Belum lagi handsanitizer yang sudah habis karena jumlah yang terbatas.
Oleh karena itu diharapkan, agar kesehatan mereka lebih diperhatikan terutama di tengah pandemi Covid-19.
Sebelumnya diketahui, sebanyak 150 pencari suaka di Kalideres, Jakarta Barat, telah mengikuti swab test massal yang diadakan oleh pihak Puskesmas Kalideres.