JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tebar uang kepada mereka yang disebut, Program Organisasi Penggerak (POP) pendidikan.
Perusahaan besar Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation disebut kebagian Rp20 miliar. Sedangkan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang juga disebut dapat Rp20 miliar mundur dari POP pendidikan.
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai Mendikbud Nadiem Makarim dinilai aneh bagi-bagi duit kepada perusahaan besar Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation, padahal seharusnya kedua perusahaan membantu untuk pendidikan di Indonesia.
Indra menerangkan di tengah pandemi ini banyak anak indonesia yang kesulitan belajar karena tidak ada pulsa, dan juga tidak alat komunikasi untuk belajar daring.
"Ini seharusnya yang dibantu Nadiem Makarim, bukan dua perusahaan tersebut. Jadi saya melihat dia (Mendikbud) tidak memiliki program yang jelas dalam memajukan pendidikan Indonesia," tegas Indra yang juga Direktur VOX Point Indonesia.
Indra juga menilai Nadiem Makarim tidak jelas tujuan membagikan uang tersebut, karena yang menerima tidak hanya Sampoerna dan Tanoto Foundation tapi juga organisasi lainnya.
Sebab itu, lanjut dia, Muhammadiyah dan NU dari kategori POP pendidikan, mundur sebagai penerima dana hibah tersebut karena dinilai tidak transparan. "Sebab itu, saya sarankan Nadiem Makarim fokus bagaimana meningkatkan kualitas mutu pendidikan di tengah pandemi ini," tandasnya.
Indra menerangkan dalam kategori penerima dana hibah ini ada dalam beberapa kategori Gajah, Macan dan Kijang, semuanya berbeda dalam penerimaan dana hibahnya. (johara/tri)