Beranda Betawi Dapat Mengangkat Kearifan Budaya Lokal

Kamis 23 Jul 2020, 16:54 WIB
Kepala Dinas Pursip saat mengujungi barada Betawi di Pemkot Jakarta Pusat. (wandi)

Kepala Dinas Pursip saat mengujungi barada Betawi di Pemkot Jakarta Pusat. (wandi)

JAKARTA –Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Pursi) Jakarta mendukung keberadaan Beranda Betawi yang ada lantai 1 kantor Jakarta Pusat. Sebab dengan keberadannya ini tentu akan mengangkat sekaligus dapat melestarikan kearifan lokasi Budaya Betawi.

Hal ini ungkapkan oleh Kepala Dinas Pusip DKI Jakarta, Wahyu Haryadi yang mengunjungi rumah Beranda Betawi. Menurutnya, keberadaan Beranda Betawi sangat baik, karena ini untuk mengangkat sekaligus melestarikan kearifan lokal Budaya Betawi yang sudah hampir banyak orang lupakan.

“Peranan perpustakaan dalam melestarikan kearifan local dan koleksi ke Jakarta sangat dibutuhkan. Hal ini dengan tujuan  agar anak-anak zaman now tahu dengan Budaya Betawi,” ujar Wahyu saat meninjau Beranda Betawi, Kamis (23/7).

Dengan adanya Beranda Betawi ini makin bertambah koleksi Betawi sehingga masyarakat makin mengenal dengan kearifan local  budaya Betawi seperti tokoh Betawi, kesenian Betawi, buku buku tentang betawi, makanan Khas Betawi dan lain-lain.

“Beranda Betawi ini merupakan implementasi Peratauran Gubernur DKI Jakarta Nomor 76 tahun 2018 tentang Pembudayaan Kegemaran Membaca dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 4 tahun 2015 Pelestarian Budaya Budaya,” tambahnya.

Sementara Kelapa Suku Dinas Pusip Jakarta Pusat, Meti Lastri menjelaskan, dengan adanya beranda Betawi ini diharapkan budaya Betawi dapat semakin melekat dan menjadi rujukan bagi masyakarat, khususnya yang membutuhkan leteratur Betawi.

“Beranda Betawi di Jakarta Pusat ini sengaja bernuansa Betawi mulai dari rumah adat Betawi tersebut menampilkan berbagai koleksi buku tentang Jakarta dan budaya Betawi, foto-foto Gubernur, Walikota, Seniman dan tokoh kenamaan betawi dan lain-lain,” ungkap Meti.

Dirinya juga berharap dengan cara seperti ini tentu budaya Betawi tidak akan lekang dimakan era globalisasi atau budaya berat. (wandi/fs)

Berita Terkait

News Update