JAKARTA - Penutupan tempat hiburan malam akibat mewabahnya pandemi Covid-19 berdampak pada kehidupan pekerja sektir tersebut. Akibat tidak adanya pemasukan membuat mereka harus banting tulang untuk mencari uang.
Seperti yang diungkapkan Ica, pemandu karaoke, yang mengaku selama empat bulan ini terpaksa menelantarkan anaknya di kampung halaman. "Suami ku juga gak kerja jadi kami gak punya uang. Kasian anak terlantar. Kami jadi tulang punggung. Kami bingung. Kami tolong segera dibuka. Anak saya dua," ujarnya saat berunjuk rasa di depan Balai Kota, Selasa (21/7/2020).
Ia mengaku selama ini menjadi tulang pulang punggung keluarga. Karena ica berharap Pemprov DKI segera membuka sektor usaha yang selama ini menghidupinya.
Baca juga: Geruduk Balai Kota, Asphija Desak Gubernur Anies Buka Tempat Hiburan Malam
Hal senada juga diungkapkan Anggun, pekerja salon mengeluhkan selama 5 bulan tidak ada pemasukan. "Keluhannya banyak banget. Kita punya anak punya keluarga selama lima bulan kita gak ada pemasukan. Kita butuh buat bayar cicilan," Ucap Ibu 2 anak tersebut.
Anggun juga berharap agar Pak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedansegera mengeluarkan izin sektor usaha tempau Ia mencari makan.
"Kita gak ada yang tambahan. Kalau tempat usaha di tutup kita mau makan apa. Jadi gak ada pemasukan. Tolong lah Gubernur, kami harapkan segera dibuka tempat kerja. Kami gak minta bantuan macem-macem. Kita minta pekerjaan dibuka," harapnya.
Seperti diberitakan ribuan orang yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) menggeruduk Kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di gedung Balaikota, pada Selasa (21/7/2020). Kedatangan mereka meminta Gubernur Anies Baswedan untuk membuka kembali tempat hiburan malam yang hingga kini ditutup akibat Covid-19. (yono/ruh)