ADVERTISEMENT

Melewati Usia 45 Tahun, Tulang Gampang Patah

Senin, 20 Juli 2020 20:29 WIB

Share
Melewati Usia 45 Tahun, Tulang Gampang Patah

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Bergerak dengan bebas merupakan keinginan semua orang dari segala usia. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa setelah melewati usia 45 tahun tulang berisiko mengalami gangguan yang akan membatasi aktivitas.

Kondisi tersebut terjadi karena manusia akan mengalami penurunan massa otot sebesar 2 persen setiap tahunnya setelah memasuki usia 35 tahun. Penurunan massa otot tersebut berpotensi membuat otot menipis dan berpengaruh pada kondisi tulang.

“Penurunan massa otot dan juga tulang tersebut membuat tulang mudah patah,” ungkap Ketua Sports, Shoulder, Spine, & Foot & Ankle Clinic Siloam Hospital Kebon Jeruk dr Henry Suhendra SpOT pada temu media secara virtual, Senin (20/7/2020).

Menurut dr Henry, sebagian besar dari berbagai masalah tersebut dapat diatasi jika pasien mendapatkan penanganan ortopedi yang tepat. Sayangnya tidak semua pasien yang mengalami patah tulang melakukan pengobatan ke rumah sakit. Mereka memilih untuk ke tukang urut atau terapi pengobatan lain yang justeru dapat memperparah kondisi tulang.

Secara medis, ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari studi, diagnosis, dan pengobatan terhadap berbagai gangguan muskuloskeletal (otot dan tulang). Keilmuan ortopedi juga mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan alat gerak manusia dari leher sampai ujung jari kaki.

Untuk menjawab kebutuhan akan penanganan ortopedi, khususnya gangguan dan perawatan sistem otot dan tulang, Siloam Hospitals Kebon Jeruk mengembangkan klinik komprehensif dengan fokus khusus yaitu Sports, Shoulder, Spine, & Foot & Ankle Clinic.

“Kami sungguh berharap dengan hadirnya klinik khusus yang didukung oleh dokter- dokter spesialis dan subspesialis yang berpengalaman di bidang ortopedi, dapat membantu pasien kembali melakukan aktivitas yang biasa mereka jalani,” ungkap dr Henry.

Menurut dr Henry, Sports, Shoulder, Spine, & Foot & Ankle Clinic memiliki fokus pada otot dan tulang yang berhubungan dengan cedera olahraga, kaki, pergelangan kaki, bahu, dan tulang belakang. Penanganan cedera pada area tersebut diantaranya cedera ligamen, cedera bantalan sendi lutut, dislokasi sendi, maupun patah tulang dapat dilakukan melalui pemberian obat, fisioterapi, radiofrekuensi (prosedur untuk mengurangi nyeri dengan gelombang radio), hingga tindakan operasi yang kompleks.

Dokter spesialis ortopedi Siloam Hospitals Kebon Jeruk dr Langga Sintong SpOT mengatakan penanganan parah tulang bisa dilakukan dengan prosedur minimal invasif atau dikenal dengan teknik bedah laparoskopi yang diterapkan untuk menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah foot & ankle. Salah satunya adalah artroskopi yang merupakan prosedur untuk mendiagnosa dan menangani sejumlah gangguan sendi.

Teknik bedah ini dilakukan oleh tim dokter spesialis dengan menggunakan peralatan laparoskopi canggih yang dimasukkan melalui 2-3 sayatan kecil seukuran pena. Metode ini memungkinkan  risiko infeksi lebih kecil dan penyembuhan lebih baik.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT