Menurutnya dari semua tingkat kepedasan, paling nikmat menyantap Mie Jengkang dengan kepedasan level 1/4. Alasannya, rasa pedas dan gurih dari rempah-rempah masih cukup terasa. Sehingga tak hanya sensasi pedas saja yang mereka dapatkan.
“Kalau level satu itu karena pedas jadi makan terburu-buru, enggak nikmatin. Rasanya juga sudah cabe semua gitu kan,” ucapnya. Perempuan 39 tahun ini mengungkapkan, makna ‘Jengkang’ pada kedainya itu bukan merujuk pada reaksi pengunjung setelah mencoba mie pedas buatannya. Melainkan singkatan dari kata ‘Ajeng dan Akang’.
“Biar laki laki dan perempuan bisa menikmati. Dari kata Ajeng dan Akang, bahasa Sunda. Jengnya itu dari kata Ajeng dan Kang dari kata Akang. Kalau Jeng aja laki-laki enggak bisa nikmatin. Jadi dibikin Jengkang, ajeng dan akang,” jelas Indah.
Setelah enam tahun membuka usaha kulinernya, kini semakin banyak pelanggan yang berdatangan. Tak hanya dari Jakarta, namun juga dari Bogor, Bandung dan juga Karawang, datang ke kedainya untuk mencoba sensasi pedas dari Mie Jengkang.
“Ada yang dari Bandung, Bogor, Jawa Barat, Jogja juga ada. Kebetulan karena suami banyak teman yang di luar kota, jadi banyak temannya mampir ke sini untuk makan. Tapi paling banyak (pelanggan) dari Jawa Barat, yang enggak terlalu jauh dari Jakarta,” pungkas Indah. (firda/ta/ys)