Mentan Lepas Ekspor Produk Turunan Jagung dan Gandum Cilegon Senilai Rp16,2 Miliar ke Filipina dan China

Sabtu 18 Jul 2020, 15:45 WIB

CILEGON – Sebanyak 4.000 ton hasil produk turunan jagung dan gandum asal Provinsi Banten senilai Rp16,2 milyar diekspor ke negara Tiongkok dan Filipina.

Pelepasan ekspor komoditas pertanian Indonesia dari PT. Bungasari dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Pabrik Pengolahan Gandum milik PT Bunga Flour Mills Indonesia di Kawasan Pelabuhan Krakatau Bandar Samudera, Tegal Ratu, Ciwadan, Kota Cilegon, Sabtu (18/7/20).

"Ekspor ini untuk mendorong agar perluasan akses pasar ekspor untuk produk turunan jagung dan gandum terus dilakukan hingga ke banyak negara. Saya kira ini salah satu dari aktivitas untuk mengakselerasi ekspor Indonesia yang lebih kuat," ujar Syahrul Yasin Limpo.

Mentan mengungkapkan sesuai data Badan Pusat Statistika (BPS), ekspor Indonesia pada bulan Juni 2020 mencapai 12,03 miliar dolar AS. Capaian ini meningkat 15,09 persen dibandingkan Mei 2020 yang mencapai 10,53  miliyar dolar AS.

"Itu tandanya sektor pertanian tetap terakselerasi. Maka terus kita dorong dan dioptimalkan, sehingga berfungsi untuk membantu negara kita," ucapnya.

Ditempat yang sama, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil menjelaskan pihaknya memfasilitasi ekspor berupa produk turunan jagung dan gandum asal Banten secara akumulatif sebanyak 4.000 ton senilai Rp16,2 miliar terdiri dari tepung pati jagung, gluten jagung dan bubuk jagung dan dedak yang merupakan sisa hasil produksi. 

"Kami lakukan percepatan layanan dan jaminan akseptabilitas atau keberterimaan produk pertanian diluar negeri menjadi fokus Barantai dalam mendorong ekspor," ujar Jamil. 

Lebih lanjut ia mengatakan sebanyak 204 ton dedak gandum diekspor ke negara Filipina dan 656 ton dedak gandum ke negara Cina dengan total keseluruhan dedak sebanyak 860 ton yang dikemas dalam 8 kontainer dengan nilai ekonomi Rp3,4 miliar.

Ali Jamil mengatakan saat ini Kementan memiliki aplikasi peta potensi ekspor produk pertanian atau IMACE. Ia mendorong jajarannya diseluruh tanah air untuk melakukan sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani. Salah satu tujuannya adalah untuk mendorong terbangunnya kawasan pertanian berkearifan lokal dan berorientasi ekspor. 

Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Arum Kusnila Dewi mengatakan pihaknya mencatat ada kenaikan ekspor yang signifikan pada semester 1 dan pertengahan Juli 2020, yakni nilai barang senilai Rp118,8 miliar meningkat 16 kali lipat dibanding periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp6,8 miliar saja.

Sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) yaitu Gerakan Tiga kali Lipat Ekspor (Gratieks) Produk Pertanian, Karantina Pertanian Cilegon terus gencar lakukan bimbingan teknis terkait pemenuhan persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari atau SPS Meausure kepada calon eksportir, UMKM, dan petani. 

Berita Terkait

News Update