Ketika LSM Melihat Dana BOS Bagaikan Semut Ketemu Gula

Kamis 16 Jul 2020, 06:30 WIB

BAGI kalangan oknum LSM, lihat dana BOS untuk setiap sekolah, rasanya seperti semut ketemu gula. Di mana-mana terjadi, Kepala Sekolah “diteror” LSM karena mereka minta jatah. Terakhir, 64 Kepala SMP di Riau mundur karena tak tahan direcokin LSM.

LSM itu gayanya niru wartawan, mau jadi lembaga sosial kontrol. Bagi oknum LSM yang nakal, jika menemukan penyimpangan langsung dijadikan alat memeras. Maka sekarang ini LSM tak hanya dipelesetkan sebagai Lembaga Suara Miring, tapi juga Lembaga Suka Memeras, tapi ini oknumnya lho ya, sebab tak semua LSM begitu.

Jaman Orde Baru tak ada LSM-LSM-an. Sebab jika suaranya miring, pasti langsung ilang itu barang. Hanya setelah era reformasi saja, LSM tumbuh subur, karena tak hanya kebebasan berpendapat yang dijamin, kebebasan orang memeras orang atas nama lembaga juga “dijamin” tak diapa-apakan jika tak dilaporkan.

Di mana-mana oknum LSM suka nggrecokin Kepala Sekolah dari SD sampai SMA, sekedar untuk minta jatah ketika mereka terima BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Mereka lihat dana BOS seperti semut melihat gula, ingin pula menikmati.

Ada rehab sekolah misalnya, jika pembukuan tidak tertib, itu jadi sasaran empuk LSM. Kalau tidak, mereka mencari-cari kesalahan Kepala Sekolah, sampai akhirnya Pak Kepsek ketimbang capek kasih saja sejumlah uang. Bisa dana pribadi, bisa pula disisihkan dari dana BOS tersebut.

 Di Tulungagung pernah ada oknum LSM ngaku wartawan peras Penilik Sekolah, padahal Penilik Sekolah itu juga wartawan yang resmi malah. Mama bisa jaruk makan jeruk. Di Cilacap juga pernah begitu, Kepala Sekolah pilih bayar beberapa ratus ribu rupiah, ketimbang rehab sekolahnya digercokin gara-gara pembukuan belum tertib.

 Dan kemarin diberitakan dari Riau, 64 Kepala SMP di Indragiri Hulu rame-rame mengundurkan, mereka pilih jadi guru biasa saja. Soalnya tidak tahan, ketika mengelola BOS selalu direcokin oknum LSM. Mereka selalu mencari-cari kesalahan, di mana ujung-ujungnya minta uang.

Mereka ini memang seperti wartawan bodrex, kerjanya cari kasus untuk dijadikan uang. Mereka tak takut dipecat, karena mereka sebetulnya tak punya koran. – gunarso ts

News Update