Irfan merincikan USD2,2 miliar itu diantaranya USD905 juta Pinjaman jangka pendek dan USD645 juta Pinjaman jangka panjang perseroan.
“Dari 645 juta dolar AS ada Pinjaman sukuk 500 juta dolar AS yang sudah kita negosiasi dan extend (perpanjang) selama tiga tahun yang seharusnya jatuh tempo 3 Juni 2020, menjadi 3 Juni 2023,” tuturnya.
Sementara itu, untuk arus kas (cash flow) yang tersisa di perusahaan hanya 14,5 juta dolar AS atau Rp210 miliar. Untuk itu, Irfan selain menegosiasi pinjaman yang jatuh tempo juga merestrukturisasi sewa Pesawat untuk menurunkan harga Pesawat. (rizal/tri)