INILAH praktik bisnis esek-esek yang konon katanya sudah ada sejak manusia itu ada di dunia ini. Jadi sudah sangat panjang cerita dan sejarahnya. Karena suda sangat tuanya, maka sulit diberantas. Dengan cara apa pun, dibasmi di sini, muncul di sana, dilibas di sana, muncul disini. Sampai petugasnya ampun-ampunan.
Prostitusi atau pelacuran banyak banget pengikutnya. Pelakunya, atau pelacurnya dari kelas teri sampai kelas kakap. Kelas teri yang pada menjajakan diri di pinggir jalan dan semak-semak. Kalau pun ke hotel, ya kelas melati. Pelacurnya juga mencari nafkah sekadar untuk makan, hidup sehari-hari. Benar-benar untuk isi perut.
Klise memang, mereka para pelacur kelas teri ini, melacur karena kebutuhan ekonomi. Ya, macam-macamlah sebab musababnya. Apa karena miskin bawaan, memang dari sononya keturunan miskin. Ada juga janda karena ditingal suami yang nggak bertanggung jawab, ninggalin istri dan anaknya. Jadi si istri pun kelabakan karena nggak bisa mencari nafkah secara halal. Kerja nggak mampu, karena disamping nggak punya skill, juga langkanya lapangan kerja. Apa boleh buat, yang paling gapang kan jual diri alias melacur?
Nah, lalu apa alasan pelacur kelas kakap? Kayak artis cantik, yang sudah banyak punya honor, kayaknya nggak kekurangan, kok malah jual diri? Ini juga yang ditanyakan masyarakat luas yang kaget ada artis cantik jual diri? Pada nggak habis pikir, masih muda dan cantik yang masih punya masa depan. Padahal, kan dengan kecantikannya bisa cari uang yang halal. Atau nikah dengan lelaki yang tajir melintir?
Ya, nggak tahu lah. Mengapa harus memilih jalan yang gelap? Kayaknya nggak mengabil hikmak dari kasus sebelumnya, seperti artis VA yang menjual dirinya degan harga yang fantastis, semalam Rp80 juta? Tapi, semua berakhir dengan buruk, yang bakalan menghantui sepanjang hidup. (massoes)