Anies Sebut Meroketnya Kasus Covid-19 karena Pemprov DKI Gencar Gelar Test

Minggu 12 Jul 2020, 18:37 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ist)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ist)

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta. Seperti diketahui hari ini, Minggu (12/7/2020) terdapat penambahan kasus positif covid-19 sebanyak 404 orang, Di mana jumlah tersebut menjadi angka tertinggi selama pandemi Covid-19 di Ibukota.

Menurutnya lonjakan kasus  ini adalah karena gencarnya Pemprov DKI melakukan active case finding, tidak hanya menunggu pasien yang terjangkit di rumah sakit. Tapi, Puskesmas mengejar kasus positif covid-19 baru di masyarakat.

"Jadi bukan kita pasif, di jakarta secara aktif melakukan tracing, lalu melakukan fasting dari situ kemudian mereka di isolasi mereka yang ditemukan positif. tetapi angkanya tetap tinggi walaupun kita melakukan peningkatan kemampuan testing. saat ini tes PCR per-minggu sudah 3 kali lipat dari standar yang ditetapkan WHO, dan kita akan terus meningkatkan kapasitas testing kita, bahkan test PCR itu  positivity rate nya selama ini berkisar sekitar 5 persen,  karena persyaratan yang ditetapkan standar who adalah diperlukan 1000 testing pe 1 juta penduduk dan positivity ratenya artinya mereka yang ditemukan positif di bawah 5 persen," kata Anies, melalu siaran pers secara virtual, Minggu (12/7/2020).

Sebagai catatan lanjut Anies, tanggal 4 sampai 10 juni 2020, di jakarta melakukan 21.197 orang dites PCR dan postivity rate nya sebanyak 4,4 persen. Lalu tanggal 11 sampai 17  Juni 2020, 27. 091 orang ditest PCR dengan tingkat positivity rate nya adalah 3,1 persen. Kemudian 18 juni samapai 24 juni 2020, ada 29.873 orang yang ditest PCR dengan positivity rate nya 3,7 persen. Dan 25 juni sampai 1 juli 2020, ada 31.085 orang yang di test PCR dengan  positivity ratenya 3,9 persen. Tanggal 2 juli sampai 8 juli ada 34.007 orang di test PCR, positivity ratenya 4,8 persen.

"Tapi, hari ini angka positivity ratenya menjadi 10,5 persen melonjak 2 kali lipat. Ini adalah sebuah peringatan bagi kita semua bahwa kita harus lebih waspada lebih disiplin. Karena itu saya secara khusus ingin menyampaikan ini kepada seluruh masyarakat Jakarta jangan anggap enteng, jangan anggap ringan, jangan merasa kita sudah terbebas dari wabah covid-19,"

Dikatakan selama masa pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) transisi di Jakarta sejak 4 juni sampai 12 juli 2020 ditemukan sebanyak 6.748 kasus Covid-19. (yono/ruh)

News Update